Dalam administrasi gereja, ia terus menonjolkan sentralisasi otoritas di kepausan daripada di gereja-gereja nasional. Ia juga memperkuat kekuasaan para nuncios. Selain itu, Paus Leo XIII mengikuti Paus Pius IX dalam mendorong devosi kepada Hati Kudus Yesus dan Maria.
Namun, dalam hal lain, tidak diragukan lagi bahwa kepausan Leo XIII ditandai oleh semangat baru. Dalam hubungannya dengan pemerintahan sipil, Paus Leo XIII menunjukkan preferensinya terhadap diplomasi. Ia mencapai banyak keberhasilan yang tak terbantahkan melalui diplomasi. Meski kemampuannya di bidang ini jelas kurang dari yang biasanya dinyatakan.
Kebesaran sejati Paus Leo XIII justru terletak pada kenyataan bahwa ia tidak semata-mata seorang Paus. Namun ia juga seorang intelektual yang bersimpati terhadap kemajuan ilmiah dan terhadap kebutuhan Gereja Katolik untuk menunjukkan keterbukaannya terhadap kemajuan tersebut. Dia selalu menjadi seorang pastor yang peduli terhadap kehidupan internal gereja dan penyebaran pesannya ke seluruh dunia. Kepedulian terhadap pembaruan dialog antara gereja dan dunia. Hal ini khususnya terwujud dalam banyak surat ensikliknya yang memberikan instruksi kepada umat Katolik di seluruh dunia.
Pada tahun 1893, ensiklik Providentissimus Deus mendefinisikan prinsip-prinsip yang harus digunakan umat Katolik untuk menafsirkan Alkitab. Dalam beberapa instruksinya, ia menganjurkan agar gereja dan negara hidup berdampingan secara damai dalam kerangka masyarakat modern.
Ensiklik Rerum Novarum pada 1891menunjukkan bahwa kepausan telah menyadari masalah-masalah kelas pekerja. Ia berusaha mendukung organisasi kaum awam Katolik dan peduli terhadap dialog baru dengan kaum non-Katolik. Hal ini ditunjukkan dalam minatnya dalam upaya menciptakan hubungan antara Gereja Anglikan dan Gereja Katolik. Serta dalam rasa hormatnya terhadap tradisi gereja-gereja Timur.
Paus Leo XIII berhasil mendapatkan prestise besar untuk kepausan. Hal ini bisa dilihat dari peningkatan jumlah negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Vatikan, bahkan negara-negara non-Katolik.
Paus Leo XIII adalah seorang pria yang dikaruniai kecerdasan yang unggul, temperamen yang energik, dan kepekaan yang tinggi terhadap hubungan masyarakat. Kepemimpinannya memicu banyak sikap baru yang mulai matang dalam beberapa dekade berikutnya.
Paus Leo terbaru
Paus Leo XIII terpilih pada 1878 dan dikenal sebagai seorang reformis. Ia menekankan diplomasi, mengadvokasi kemajuan ilmiah, dan menempatkan gereja sebagai pembela hak asasi manusia.
Ia menulis dalam ensiklik tahun 1891 tentang keadilan sosial Katolik dan kebutuhan untuk melindungi pekerja dan menegaskan hak-hak pekerja.
Bruce Morrill, seorang profesor teologi di University of Vanderbilt, menyebut pilihan nama Prevost sangat signifikan. Pilihan tersebut mungkin merupakan sinyal dukungannya terhadap keadilan sosial. Morrill juga mengingat ensiklik Leo XIII, yang digaungkan oleh Yohanes Paulus II, seorang advokat lain untuk pekerja dan keadilan sosial.
Lima paus bernama Leo juga merupakan santo dalam Gereja Katolik
Dari 13 paus bernama Leo sebelumnya, lima di antaranya akhirnya dikanonisasi sebagai orang suci atau santo. Mereka adalah Leo I, Leo II, Leo III, Leo IV, dan Leo IX.
Leo I, atau Leo Agung, menjadi paus pada tahun 440, saat kemunduran Kekaisaran Romawi semakin membesar. Ia dikenal karena menghadapi Attila sang Hun, membujuk gerombolan itu agar tidak menyerang Roma. Leo Agung adalah pendukung setia ortodoksi gereja, membantu membimbing gereja awal mengenai prinsip-prinsip dan gagasan kepausan.
Leo IX dikenal sebagai seorang reformis dan membantu membawa Gereja Katolik ke pusat kehidupan keagamaan Eropa. Penggantinya, Leo X, adalah seorang paus Renaisans sejati. Ia adalah pemimpin yang menegaskan kekuatan politik gereja yang berkembang di Roma melalui bangunan-bangunan megah.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | Britannica |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR