Nationalgeographic.co.id—Dalam film Jurassic Park (Warner Bros, 1993), Tyrannosaurus rex digambarkan sebagai predator yang mampu berlari mengejar mobil dengan kecepatan tinggi. Namun, sains menunjukkan bahwa kenyataannya jauh berbeda.
Para ilmuwan menunjukkan bahwa kenyataannya, sang “raja tyrannosaurus” tidak akan cukup cepat untuk mengejar jip. Hasil penelitian bahkan menunjukkan bahwa T. rex bukan pejalan cepat.
Simulasi biomekanik yang dilakukan berdasarkan pergerakan ekor menunjukkan bahwa T. rex hanya berjalan dengan kecepatan sekitar 4,6 kilometer per jam (kurang dari 3 mil per jam)—hampir separuh dari estimasi sebelumnya.
Kecepatan ini, menurut British Heart Foundation, kira-kira setara dengan kecepatan jalan kaki orang dewasa pada umumnya. Artinya, dalam kondisi normal, manusia modern bisa saja berjalan cepat dan menjauh dari T. rex tanpa perlu lari terbirit-birit seperti di film.
Tyrannosaurus rex adalah spesies dinosaurus karnivora terbesar yang pernah menginjakkan kaki di Bumi. Ia hidup antara 66 hingga 68 juta tahun yang lalu, di akhir zaman Kapur, di wilayah yang kini merupakan bagian barat Amerika Serikat. Menariknya, jumlah T. rex yang pernah hidup tidak sedikit—para ilmuwan memperkirakan bisa mencapai miliaran individu selama masa hidup spesies ini.
Ukuran tubuh T. rex memang luar biasa. Menurut American Museum of Natural History di New York City, rata-rata T. rex dewasa memiliki panjang sekitar 12 meter (40 kaki), tinggi 3,6 meter (12 kaki), dan berat antara 5.000 hingga 7.000 kilogram (11.000 hingga 15.500 pon).
Bahkan, spesimen terbesar yang pernah ditemukan, dijuluki “Scotty” dan ditemukan di Saskatchewan, Kanada, memiliki berat fantastis mencapai 8.870 kilogram (19.555 pon). Ini menjadikan Scotty sebagai T. rex terberat yang pernah tercatat dalam sejarah paleontologi.
Tentu saja, muncul pertanyaan klasik: seberapa cepat makhluk sebesar ini bisa bergerak? Penelitian-penelitian sebelumnya mencoba menjawabnya dengan pendekatan biomekanik berbasis massa tubuh dan tinggi panggul T. rex.
Kadang-kadang, panjang langkah juga diperhitungkan dari jejak-jejak kaki yang terawetkan dalam fosil. Estimasi dari pendekatan ini menempatkan kecepatan berjalan T. rex di kisaran 7,2 hingga 10,8 kilometer per jam (4,5 hingga 6,7 mil per jam)—yang berarti secepat pelari amatir yang sedang jogging santai.
Namun, dalam penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh Pasha van Bijlert, seorang kandidat magister di bidang paleo-biomekanika dari Vrije Universiteit Amsterdam, pendekatannya berbeda.
Alih-alih hanya berfokus pada kaki, ia dan timnya meneliti bagaimana gerakan ekor T. rex ikut berperan dalam mekanisme berjalan. Menurut van Bijlert, aspek ini sering kali diabaikan dalam studi sebelumnya, padahal sangat penting dalam menentukan gaya gerak dinosaurus besar ini.
“Ekor dinosaurus berperan vital dalam cara mereka bergerak, dan bukan hanya sebagai penyeimbang tubuh,” kata van Bijlert dalam sebuah wawancara melalui email dengan Live Science.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR