Nationalgeographic.co.id—R.M.S. Titanic mengalami kehancurannya di laut lebih dari seabad yang lalu. Namun mitos tentang tenggelamnya kapal itu masih melekat di benak orang Amerika dan bahkan dunia.
Titanic dibangun oleh para ahli terbaik saat itu. Kapal ini dirancang agar “hampir tidak dapat tenggelam”. Dengan segala “kehebatannya”, bagaimana mungkin Titanic bisa tenggelam hanya dalam waktu 2 jam 40 menit?
Namun, kenyataannya, kapal itu tenggelam, sekitar 1.600 km di sebelah timur Boston setelah menabrak gunung es. Bersama kapal itu, 1.500 penumpang dan awak kapal yang bernasib malang ikut tenggelam. Hanya 706 yang selamat.
Kisah tentang bagaimana Titanic tercipta dan impian para kreatornya, membuat bencana ini semakin dahsyat. Semuanya berawal dari makan malam di London sambil minum brendi Napoleon dan cerutu Kuba.
Persaingan Titanic
Musim panas 1907, Lord William James Pirrie bertemu J. Bruce Ismay, direktur pelaksana perusahaan pelayaran Inggris White Star Line. Pirrie adalah ketua perusahaan pembuat kapal Harland and Wolff yang berpusat di Belfast.
White Star telah mengumpulkan banyak uang dengan mengangkut para emigran ke Amerika serta mengangkut penumpang kaya menyeberangi Atlantik.
Namun persaingan semakin ketat. Para pesaing berusaha membangun kapal yang lebih cepat dan lebih nyaman. Di antara mereka adalah Cunard, yang baru saja memperkenalkan Lusitania dan Mauretania.
Lusitania dan Mauretania adalah dua kapal penumpang yang tampaknya menjadi yang terbaik dalam hal kecepatan dan kemewahan di masa itu.
Ismay dari White Star sangat ingin membangun kapal yang lebih besar dan lebih baik. Sambil menyeruput brendi setelah makan malam, ia mengungkapkan kepada Pirrie bagaimana ia membayangkan Harland and Wolff membangun armada kapal yang akan mengerdilkan pesaingnya.
Saat itu juga, Lord Pirrie membuat sketsa kapal-kapal yang dideskripsikan Ismay. Akan ada tiga, semuanya sama, yaitu Olympic, Titanic, dan Gigantic (yang kemudian berganti nama menjadi Britannic).
Baca Juga: Mari Sinkronkan Waktu, Ini Daftar Peristiwa yang Terjadi pada Tahun Kapal Titanic Tenggelam
Membuat Titan
Pembangunan segera dimulai. Lebih dari 15.000 pekerja memadati gerbang Harland and Wolff di Belfast, Irlandia. Mereka datang setiap pagi untuk memproduksi kapal dari besi dan baja. Perusahaan itu meletakkan baja rangka kapal Titanic pada tanggal 31 Maret 1909, di samping baja rangka kapal kembarannya, Olympic. (Gigantic dijadwalkan kemudian.)
Selama 2 tahun berikutnya, sekitar 3.000 pekerja mengabdikan diri untuk Titanic. Mereka memasang pelat baja yang tumpang tindih untuk membentuk lambung kapal dan menyiapkan cangkang untuk geladaknya.
Thomas Andrews, kepala desainer Harland and Wolff, mengawasi pembangunan. Ia merasa bangga dengan pekerjaannya. Pada suatu malam di tahun 1910, Andrews membawa istrinya yang sedang hamil ke galangan kapal untuk memamerkan karyanya yang lain, Olympic dan Titanic. Komet Halley bersinar di atas kepala.
Diklaim tidak dapat tenggelam
Ukuran Titanic menjadikannya sebagai kapal terbesar di dunia saat itu, dilansir dari laman National Geographic. Kapal tersebut memiliki panjang 36 meter dari baja rangka kapal hingga puncak corong. Titanic membentang sepanjang empat blok kota dan setinggi gedung sembilan lantai. 15 sekat baja membagi bagian dalamnya menjadi kompartemen yang diiklankan kedap air.
Pembuat Titanic memperkirakan kapal itu dapat tetap mengapung setelah kemungkinan kecelakaan apa pun. Dalam 40 tahun perjalanan Atlantik Utara sebelumnya, bencana praktis sudah tidak ada lagi.
Tenggelam? Bahkan kapten Titanic pernah mengumumkan bahwa ia tidak dapat membayangkan skenario di mana kapal modern mungkin tenggelam. Majalah Shipbuilder telah memeriksa Titanic dan menyatakannya “hampir tidak dapat tenggelam”.
Hari peluncuran
31 Mei 1911, hari yang cerah dan terang benderang. Lord Pirrie, Ismay, dan jutawan Amerika J. P. Morgan, bergabung dengan sekitar 100.000 orang untuk menyaksikan peluncuran Titanic. Kapal tersebut meluncur ke Sungai Lagan dengan menggunakan papan luncur kayu yang dilumuri minyak. Tiang penyangga jatuh.
Lord Pirrie memberi sinyal untuk melepaskan penahan terakhir dan Titanic bergerak untuk pertama kalinya. Di bagian atas, bendera sinyal di tiang penyangga bertuliskan “Semoga Beruntung”.
Baca Juga: Penyelidikan Teka-teki Tenggelamnya Kapal Titanic Dibuka Kembali berkat Kemajuan Pemindaian 3D
Titanic mengapung, tetapi hanya rangka dan kulitnya saja. Proses untuk melengkapi sisanya memakan waktu hampir 1 tahun. Proses tersebut meliputi pembuatan rangka dan perabotan ruangan, pembuatan empat cerobong asap. Mereka juga melakukan segala hal yang diperlukan untuk mempersiapkan pelayaran.
Tidak ada satu shilling pun yang dihemat. Kapal itu dilengkapi kolam renang air hangat, pemandian Turki, serta kafe dengan pohon palem. Ada ruang makan kelas satu yang dapat menampung 554 orang, gimnasium, serta lapangan squash.
Kapal Titanic juga dilengkapi dengan ruangan dengan radio Marconi (telegraf nirkabel). Radio itu dimaksudkan bukan hanya untuk mengirim pesan keselamatan di laut. Tapi juga untuk menyenangkan penumpang kaya yang ingin berkomunikasi dengan pantai.
Tiket paling mahal
Menurut beberapa laporan, suite paling mewah di atas Titanic dipesan oleh seorang Amerika, Charlotte Drake Cardeza. Suite itu diberi harga yang setara dengan sekitar AS$2.500 (Rp 41.500.000) pada tahun 1912 (dan akan menjadi lebih dari AS$75.000 saat ini).
Harga itu merupakan harga sekali jalan menyeberangi Atlantik. Harga suite tersebut setara dengan gaji beberapa tahun bagi mereka yang bekerja keras sebagai awak kapal.
Sedangkan tarif kelas tiga sekitar AS$36 saat itu (Rp600.000).
Dengan uang mereka, penumpang kelas satu menerima semua kemewahan yang White Star andalkan untuk mengalahkan pesaing. Bagian utama dari area publik adalah tangga besar, di antara corong pertama dan kedua. Cahaya alami yang masuk melalui kubah kaca berenamel putih menyinari pagar tangga yang dipoles dan jam yang rumit.
Akomodasi kelas dua dan tiga, meskipun tidak semewah itu, tetap lebih baik daripada kamar-kamar biasa di atas kapal pesaing Titanic. Kenyamanan itu diperoleh berkat tempat tidur yang nyaman, kamar mandi praktis, dan makanan yang lezat.
Baca Juga: Bukan Satu-satunya Kapal Tenggelam, Mengapa Titanic Bisa Terus Memikat Perhatian?
Seperti kapal-kapal lain pada masanya, Titanic mengisolasi penumpang kelas tiga. Isolasi itu mengikuti hukum Amerika Serikat yang membatasi pergerakan imigran dalam upaya mencegah penyebaran penyakit menular.
Sentuhan akhir bagi Titanic
Para pekerja bergegas menyelesaikan pengecatan dan polesan terakhir pada tanggal 31 Maret 1912. Saat itu, Edward John Smith yang berusia 62 tahun, kapten pada semua pelayaran perdana White Star, naik ke atas kapal. Ia akan mengawasi uji coba Titanic. Uji coba itu merupakan pengujian akhir untuk memastikan kapal akan berfungsi sesuai standar yang ditetapkan saat kapal itu dibuat.
Smith mengumumkan bahwa pelayaran Titanic akan menjadi pelayaran Atlantik terakhirnya. Sekembalinya ke Inggris, ia akan pensiun dengan senang hati. Kapal tersebut lulus uji coba laut dan menerima sertifikasi dari British Board of Trade.
Titanic berlayar ke Southampton untuk mengangkut batu bara dan penumpang pertamanya. Pada pagi hari tanggal 10 April, ada kerumunan orang di sepanjang dermaga Southampton. Mereka tercengang melihat kapal raksasa yang tampaknya tidak dapat tenggelam itu.
Penumpang Sylvia Caldwell bertanya kepada seorang awak dek, “Apakah kapal ini benar-benar tidak dapat tenggelam?” Ia menjawab, “Ya, Nona. Tuhan sendiri tidak dapat menenggelamkan kapal ini.”
Awal dari akhir
Kapal besar itu berlayar pada siang hari. Di saat yang sama, tujuh stoker (“pemadam kebakaran” yang bekerja di ruang ketel kapal), berlari ke kapal. Namun mereka gagal naik ke atas kapal. Para stoker rupanya asyik minum di sebuah pub dan lupa waktu. Tidak diragukan lagi mereka merasa kecewa.
Saat kapal bergerak di sepanjang Sungai Southampton, kapal itu melewati kapal New York yang sedang berlabuh. Hisapan dari Titanic menarik New York dari dermaga dan memutuskan tali tambatannya. Tepat sebelum kapal yang lebih kecil itu dapat ditarik ke Titanic, Smith memerintahkan ledakan dari baling-baling kiri kapalnya. Ledakan membuka ruang di antara keduanya. Titanic nyaris bertabrakan.
Titanic kemudian melaju ke Cherbourg, Prancis, dan Queenstown, Irlandia. Lebih banyak penumpang naik. Beberapa turun. Titanic mengucapkan selamat tinggal ke Queenstown pada 11 April. Penumpang yang turun Francis Browne mengambil gambar terakhir Titanic yang mengapung. Kerumunan orang memenuhi dek buritan untuk melihat daratan untuk terakhir kalinya.
Titanic kemudian melaju ke barat dan menghilang dari pandangan. Seorang penumpang kelas tiga memainkan lagu Irlandia yang sedih “Erin's Lament” dengan alat musik bagpipe. Titanic sedang dalam perjalanan menuju Atlantik yang terbuka.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR