Nationalgeographic.co.id—Sebuah penelitian dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology di Chinese Academy of Sciences mengungkap sosok kucing terkecil di dunia. Ukurannya hanya sebesar telapak tangan.
Para peneliti di Tiongkok telah menemukan sisa-sisa seekor kucing yang ukurannya begitu kecil hingga bisa muat di telapak tangan dan bisa masuk ke kantong. Fosil tersebut ditemukan jauh di dalam sebuah gua yang pernah dihuni manusia purba. Kucing mungil ini merupakan spesies baru yang dinamai Prionailurus kurteni, dan dideskripsikan dalam studi yang diterbitkan di jurnal Annales Zoologici Fennici.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa hewan yang telah punah ini, yang mungkin hidup sekitar 300.000 tahun yang lalu, bisa jadi merupakan kucing terkecil yang pernah ditemukan. Spesies baru ini termasuk dalam genus Prionailurus, keluarga kucing liar yang masih hidup di Asia Selatan hingga saat ini.
Umumnya, kucing-kucing dalam genus ini memiliki ukuran tubuh yang mirip dengan kucing rumahan—panjang tubuh rata-rata sekitar 70 sentimeter dan berat minimal dua kilogram. Namun, spesies yang baru ditemukan ini jauh lebih kecil.
“Kucing ini jelas lebih kecil dibandingkan kucing rumahan. Ukurannya kira-kira setara dengan kucing terkecil yang hidup saat ini, sekitar 1 kilogram,” kata penulis utama studi, Qigao Jiangzuo, peneliti dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology di Chinese Academy of Sciences, kepada Live Science.
Saat ini, dua spesies kucing liar terkecil di dunia yang diketahui adalah black-footed cat (Felis nigripes) dan rusty-spotted cat (Prionailurus rubiginosus), dengan panjang tubuh masing-masing sekitar 35 hingga 52 sentimeter dan 35 hingga 48 sentimeter.
Felis nigripes alias kucing berkaki hitam adalah kucing terkecil di Afrika, dan endemik di zona kering di barat selatan sub regional Afrika bagian selatan. Ia adalah salah satu karnivor kecil Afrika yang sedang dipelajari, dan terdaftar sebagai Rentan oleh IUCN sejak tahun 2002.
Sedangkan Prionailurus rubiginosus alias kucing totol atau kucing bintik karat merupakan salah satu anggota keluarga kucing terkecil, yang catatan sejarahnya hanya diketahui dari India dan Sri Lanka. Pada tahun 2012, ia juga tercatat di Terai barat Nepal.
Sejak tahun 2016, populasi liar global terdaftar sebagai Hampir Terancam pada Daftar Merah IUCN karena terfragmentasi dan dipengaruhi oleh hilangnya dan kerusakan habitat utamanya, hutan gugur.
Sementara Prionailurus kurteni, berdasarkan sisa fosil yang ditemukan, para peneliti memperkirakan bahwa kucing purba ini berukuran setara, atau bahkan lebih kecil, dengan panjang tubuh sekitar 35 hingga 50 cm.
Petunjuk mengenai ukuran dan kehidupan kucing mini ini berasal dari satu fragmen rahang bawah yang membatu, lengkap dengan dua gigi, yang ditemukan di Gua Hualongdong, sebuah situs paleontologi penting di Tiongkok bagian timur.
Baca Juga: Kucing Paling Mematikan di Dunia Ini Berbadan Mungil dan Menggemaskan
“Kucing memang sering ditemukan dalam lapisan tanah periode Kuarter [periode geologis dari 2,58 juta tahun lalu hingga sekarang] di dalam gua. Namun, menemukan kucing sekecil ini adalah kejutan,” ujar Jiangzuo.
Fosil nenek moyang kucing leopard sangat jarang ditemukan karena habitat mereka di hutan terbuka membuat tulangnya cepat membusuk. Namun, berkat lingkungan gua yang terlindungi, fosil kucing yang baru ditemukan ini bisa terawetkan dengan baik, memberikan kesempatan langka bagi para ilmuwan untuk menelitinya.
Menurut laporan South China Morning Post, kemungkinan besar kucing purba ini masuk ke dalam gua untuk memburu tikus atau hewan kecil lain yang mungkin sedang memakan sisa makanan yang ditinggalkan manusia purba penghuni gua tersebut.
Kemiringan salah satu gigi kucing kecil ini juga menunjukkan hubungan evolusioner antara kucing leopard purba dengan nenek moyang bersama kucing rumahan dan Pallas’s cat (Otocolobus manul). Meski hubungan ini sebelumnya telah diduga, temuan dari Gua Hualongdong menjadi bukti fosil pertama yang memperkuat kaitan tersebut.
Studi ini juga mengungkap bahwa keluarga kucing leopard (Prionailurus) merupakan genus kucing dengan keanekaragaman terbesar di kawasan hutan Asia Selatan dan Tenggara, dengan lima spesies hidup yang tersebar di wilayah tersebut.
Temuan fosil ini menambah data penting bagi sejarah evolusi keluarga ini. “Spesies baru ini untuk pertama kalinya mengungkap keberagaman masa lalu dari genus Prionailurus,” ujar Jiangzuo.
Ia menambahkan bahwa temuan ini membuka peluang baru untuk menelusuri asal-usul semua jenis kucing. “Kami berencana untuk melakukan survei sistematis terhadap fosil kucing di Tiongkok dan di seluruh dunia, yang sebelumnya belum banyak dikaji. Kami berharap bisa melacak asal-usul dan keragaman masa lalu dari keluarga kucing.”
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR