Beberapa dinosaurus berbulu memiliki kilau gelap berkilauan seperti burung gagak, yang lain memiliki ekor bergaris merah dan putih, dan ada juga yang memiliki warna pelangi—tidak jauh berbeda dengan beberapa jenis burung masa kini.
Para ahli bahkan mampu menerapkan teknik yang sama pada beberapa kulit dinosaurus. Misalnya, dinosaurus bertanduk Psittacosaurus dan dinosaurus berlapis baja Borealopelta, yang memiliki warna lebih gelap di bagian atas dan lebih terang di bagian bawah untuk menciptakan semacam kamuflase yang disebut countershading.
Hal ini tidak hanya memberi tahu kita tentang warna dinosaurus ini, tetapi juga seperti apa lingkungan mereka dan bagaimana mereka hidup. Kedua dinosaurus herbivora ini harus selalu waspada terhadap predator, jadi pola warna di tubuh mereka yang bisa membingungkan atau menyamarkan bentuk tubuh mungkin membantu mereka agar tidak mudah terlihat oleh predator.
Namun, ada beberapa keterbatasan pada teknik ini. Fosil yang mengawetkan melanosom di kulit atau bulu relatif langka dan butuh waktu lama untuk dipelajari secara mendetail.
Dan meskipun melanosom bisa membantu para ahli mengenali beberapa warna—seperti hitam, abu-abu, cokelat kemerahan, dan warna mengilap—ada sebagian dari rentang warna dinosaurus yang belum bisa dideteksi sepenuhnya.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR