Di antariksa, astronaut menghadapi banyak bahaya, mulai dari ledakan-ledakan, tercekik di ruang hampa, atau tertabrak benda-benda asing. Tapi mungkin ancaman paling mematikan yang paling nyata bagi astronaut adalah sesuatu yang bahkan tak terlihat: radiasi.
Medan magnet planet kita mengembangkan semacam bola pelindung yang disebut magnetosfer, yang melindungi permukaan planet dari radiasi kosmik yang merusak. Manusia yang pergi melewati bola ini akan terdampak oleh sinar kosmik berbahaya dan badai matahari, yang dapat merusak sel-sel dan menyebabkan perubahan dalam DNA.
Bahkan pelindung yang saat ini digunakan oleh Stasiun Antariksa Internasional (ISS), yang berada cukup rendah di orbit Bumi agar tetap di dalam magnetosfer, tidak akan cukup untuk melindungi astronaut perintis menuju ke luar angkasa.
Baca juga:
Ilmuwan Berhasil Temukan Tanda-tanda Keberadaan Kristal Waktu
Perjalanan ke Mars, misalnya, akan menyebabkan astronaut terkena dosis radiasi setara dengan CT scan seluruh tubuh setiap lima atau enam hari sekali untuk keseluruhan perjalanan.
Ada satu tempat di Bumi mungkin menawarkan kesempatan unik untuk mempelajari dampak jangka panjang paparan radiasi, yaitu Chernobyl. Tempat tersebut mungkin juga dapat membantu ilmuwan menemukan perlindungan yang lebih baik terhadap radiasi.
“Rahasia kesuksesan untuk perjalanan antar bintang mungkin ditemukan dengan mengamati hewan, tumbuhan, dan mikroba di Bumi yang telah berurusan dengan radiasi semacam ini di masa lalu evolusi mereka, dan kemampuan mereka untuk menoleransi atau sepenuhnya menghindari dampak radiasi ini,” kata Timothy Mousseau, professor ilmu biologi di University of South Carolina.
Bekas pembangkit listrik di Chernobyl mengalami kecelakaan reaktor nuklir pada April 1986. Kawasan tersebut masih terkontaminasi dengan radiasi gamma yang sama dengan yang dihadapi astronaut di antariksa.
Makhluk-makhluk hidup berukuran besar dan kecil, mulai dari serigala hingga mikroba, melanjutkan hidup di dalam Zona Eksklusi seluas 1.609 km persegi.
Baca juga:
Ilmuwan Berhasil Tanam Sayuran di Antartika Tanpa Tanah dan Sinar Matahari
Mousseau telah mengunjungi situs tersebut secara rutin sejak tahun 2000, mencari ratusan spesies untuk melihat bagaimana mereka bereaksi terhadap kondisi lingkungan. Beberapa diantaranya, seperti serangga api merah cerah, bermutasi secara estetis, desain mereka yang normalnya simetris, berubah melengkung dan retak. Beberapa lainnya, termasuk spesies tertentu dari burung dan bakteri, menunjukkan peningkatan toleransi dan resistensi terhadap radiasi.
Perbedaan-perbedaan ini mungkin memberikan petunjuk untuk membantu mengembangkan penerbangan antariksa manusia.
“Saya pikir, dengan genom manusia, ada rahasia rahasia mekanisme biologis untuk menolak atau menoleransi efek radiasi,” ujar Mousseau. “Triknya adalah untuk mencari tahu mekanisme apa itu, dan mungkin mengubahnya atau meningkatkannya dengan cara tertentu.”
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Lutfi Fauziah |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR