Namun beberapa tahun kemudian, kota tersebut menjadi kerajaan tersendiri di bawah Penguasa Huriah yang disebut Tish-ulme.
Kota tersebut sempat mengalami kemakmuran selama satu periode, tetapi tak lama kemudian, kota itu dihancurkan oleh bangsa Turukkum, yaitu orang-orang yang berasal dari Pegunungan Zagros di utara.
Namun, teks kuno pada lempeng tanah liat menyebut bahwa itu bukan benar-benar akhir kota tersebut.
Baca juga: Fosil Berusia 90.000 Tahun Ini Buktikan Adanya Migrasi Sejak Jaman Purba
Kota Mardama tetap ada dan mencapai puncak kejayaannya di bawah kepemimpinan Gubernur Asyur Tengah antara tahun 1250-1200 SM.
Sejarah Mardama dapat dilacak lebih jauh, hingga ke awal periode peradaban Mesopotamia.
Sumber-sumber dari Dinasti Ur Ketiga, sekitar tahun 2100-2000 SM,menggambarkan Mardama sebagai kota penting di pinggiran utara Kekaisaran Mesopotamia.
Sumber tertua yang menyebut tentang kota ini berasal dari Kekaisaran Akkadia, yang dianggap sebagai kerajaan pertama dalam sejarah. Sumber ini menyebutkan bahwa kota tersebut dihancurkan pertama kali sekitar tahun 2250 SM oleh Naram-Sin, penguasa Akkadia terkuat.
“Lempengan tanah liat Bassetki memberikan kontribusi baru yang penting bagi geografi Mesopotamia,” ujar Dr. Faist.
“Temuan ini bisa menyediakan petunjuk tentang lokasi-lokasi berbagai kota awal di Mesopotamia,” pungkas Professor Pfalzner.
Penulis | : | Lutfi Fauziah |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR