Nama Pamela Werner mungkin tidak banyak dikenal saat ini. Namun pada tahun 1937, gadis ini menarik banyak atensi. Sayangnya, atensi itu didapat ketika dirinya menjadi korban pembunuhan sadis.
Baca juga: Piala Dunia 1938: Saat Nazi Memaksa Warga Austria Bermain Untuk Jerman
Pamela Werner dibunuh secara brutal pada bulan Januari 1937, dalam perjalanan pulang dari arena seluncur es di Peking (Beijing), Tiongkok. Kejadian ini pun menjadi sorotan di dalam maupun di luar Tiongkok.
Pamela Werner, gadis berusia 19 tahun ini dibesarkan di Beijing setelah sang ibu meninggal dunia. Penulis dan mantan Konsul Inggris, Edward Werner Fuzou, kemudian menjadikan Werner sebagai anak angkat.
Tanpa disangka, tanggal 7 Januari 1937 menjadi hari terakhir Pamela hidup.
Hari itu Pamela bersama Ethel Gurevitch—seorang teman Rusia yang telah ia kenal selama lima tahun—pergi untuk minum teh dan melanjutkannya dengan pergi menuju arena seluncur es.
Mereka tiba pukul 18.00 dan bermain seluncur es bersama seorang teman yang lain bernama Lillian Marinovski.
Baca juga: Bluetooth, Teknologi Nirkabel yang Terinspirasi dari Seorang Raja
Setelah bermain selama satu setengah jam, menurut kesaksian Gurevitch, Pamela menyelesaikan permainannya dan undur diri untuk pulang. Lebih lanjut, Gurevitch mengatakan bahwa Pamela pulang untuk makan malam.
Mereka sempat membicarakan mengenai kepulangan Pamela—karena saat itu sudah malam. Pamela bersikeras untuk pulang sendiri dan tidak ditemani, bahkan ia mengatakan bahwa tidak akan terjadi apa-apa terhadap dirinya.
Pamela pun pulang dengan bersepeda.
Tidak sampai di rumah
Source | : | Intisari |
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR