Orang-orang Quijos sempat memberontak, tapi pada 1578, sebagian besar dari mereka terbunuh atau diusir.
“Itu mungkin tragedi terburuk dalam sejarah manusia yang terjadi dalam periode tersebut,” kata Nick Loughlin, pemimpin studi.
Kembalinya hutan
Sedimen danau yang ditemukan merekam pertempuran dan kekosongan menakutkan yang mengikutinya. Potongan besar arang menodai lumpur danau selama puncak konflik. Dan setelahnya, lembah itu ditinggalkan. Keberadaan serbuk sari menunjukkan bahwa daerah itu berubah dengan cepat dan dramatis.
“Ketika manusia berhenti membudidayakan tanaman, hutan akan kembali tumbuh dengan sendirinya,” kata Mark Bush, ahli ekologi di Florida Institute of Technology.
Pertama-tama, rumput merayap di antara lahan pertanian yang ditinggalkan. Setelahnya, seperti yang dilihat saat ini, hutan kembali mengambil tempatnya.
Baca juga: Gempa Meksiko Ungkap Keberadaan Kuil Aztec Berusia Seribu Tahun
Estanislao Pazmino, antropolog di University of Lethbridge, setuju bahwa studi ini dengan jelas menunjukkan bagaimana hutan mampu pulih setelah mereka dipengaruhi oleh manusia. Namun, ia tidak yakin apakah lembah ini benar-benar bisa kembali seperti sedia kala.
Saat ini, dasar lembah sangat gersang, tanahnya habis dan hutan di sekitarnya jauh dari kata ‘murni’.
“Teknologi yang digunakan orang-orang asli pada masa pra-Columbus tidak seberbahaya yang digunakan saat ini,” pungkasnya.
Source | : | Alejandra Borunda/National Geographic |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR