Nationalgeographic.co.id - Di jantung wilayah Arkhangelsk Oblast, Rusia, terdapat Plesetsk Cosmodrome, sebuah pangkalan rudal yang dibangun pada masa Perang Dingin.
Kini, pangkalan tersebut menjadi salah satu fasilitas peluncuran roket paling aktif di dunia.
Setiap roket yang diluncurkan dari Plesetsk, menyisakan beberapa bahan bakar dan puing-puing yang jatuh kembali ke Bumi, tepatnya di distrik Mezensky, area terlarang yang terletak 200 mil dari pangkalan.
Di dekatnya, terdapat kota Mezen, permukiman dengan jumlah populasi 3.575 orang.
Baca juga: Perubahan Ekstrem di Pabrik Nuklir Fukushima Setelah Meledak Pada 2011
Kehidupan di Mezen tidaklah mudah. Setiap musim panas, sungai yang melintasi wilayah tersebut, membanjiri jalanan lokal. Memaksa warga membawa barangnya untuk mengarungi sungai.
Jadi, ketika bagian-bagian roket jatuh dari langit Mezen, penduduk desa langsung mengumpulkannya. Potongan-potongan tersebut digunakan untuk membuat perahu bernama rocketa, serta papan luncur.
Sementara itu, emas dan titanium dari roket akan berakhir di pasar gelap di Arkhangelsk, kota terbesar di kawasan ini.
Serpihan-serpihan roket juga berdiri tegak di kebun warga. Seolah-olah itu dapat menumbuhkan pohon-pohon metalik.
“Saya tidak memercayainya hingga akhirnya melihat dengan mata sendiri,” ujar Rafaelle Petralla, fotografer Italia yang mengunjungi wilayah tersebut pada 2017 dan 2018 untuk mendokumentasikan kehidupan warganya yang luar biasa.
Rahasia yang rumit dan beracun
Plesetsk Cosmodrome merupakan rahasia rumit di zaman Soviet. Publik Barat tidak mengetahui adanya pangkalan ini sampai 1966, ketika para murid dan guru di Inggris menduga keberadaannya.
Hingga saat ini, ‘kerahasiaan’ masih menyelimuti area tersebut. Bagian utara distrik Mezensky berada dalam “zona keamanan perbatasan” Rusia. Artinya, setiap pengunjung harus mendapat izin dari Badan Keamanan Federal Rusia (FSB).
Syarat inilah yang membuat orang asing – termasuk fotografer – sulit mengetahui gambaran wilayah itu.
Baca juga: Dengan Teknologi Ini, Mayat Korban Pembunuhan Lebih Cepat Ditemukan
Namun, Petralla tidak menyerah. Ia tetap berusaha mengambil potret kehidupan di Mezen. Ia berharap, karyanya dapat membantu menyebarkan cerita tentang warga Mezen. Khususnya tentang senyawa beracun dari roket yang mungkin membahayakan mereka.
“Pemerintah tidak ingin membersihkannya karena memerlukan biaya mahal. Namun, di saat yang sama, bekas roket itu memiliki bahan beracun,” kata Petralla.
Ketika puing-puing roket jatuh ke Bumi, mereka masih mengandung heptyl, propelan roket yang beracun dan mungkin karsinogenik. Para peneliti saat ini sedang mempelajari kontaminasi heptyl di sekitar situs peluncuran roket.
Source | : | Michael Greshko/National Geographic |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR