Nationalgeographic.co.id – Menurut penelitian terbaru, lensa kontak yang disiram di toilet atau jatuh ke saluran pembuangan berkontribusi besar pada polusi mikroplastik di lautan.
Jumlah limbah plastik dari lensa kontak dan pembungkusnya di Amerika Serikat, setara dengan 400 juta sikat gigi per tahun.
“Itu adalah polutan yang signifikan,” ujar Rolf Halden, peneliti dari Arizona State University di bidang Biodesign Institute Center for Enviromental Health Engineering.
“Ada jutaan lensa kontak di saluran pembuangan AS setiap tahunnya. Mereka berkontribusi setidaknya 20 ribu kilogram,” imbuhnya.
Selain itu, kemasan lensa kontak menambah limbah sebanyak 13 kilogram.
Baca juga: Selain Berdampak Buruk Bagi Lingkungan, Sedotan Plastik Juga Tak Sehat
Berakhir ke laut
Diketahui bahwa ada 45 juta penduduk AS yang mengenakan lensa kontak. Jika dihitung, kira-kira ada 13 miliar lensa yang dibuang setiap tahunnya.
Survei tentang lensa kontak menunjukkan bahwa sekitar 15-20% pengguna, membuangnya di wastafel atau lubang toilet. Apa yang terjadi kepada lensa-lensa tersebut?
Peneliti melacaknya ke pabrik pengolahan limbah dan menemukan fakta bahwa lensa itu rusak, tapi tidak terurai.
Partikel plastiknya kemudian mengalir ke laut atau menjadi bagian dari limbah lumpur yang sering digunakan sebagai pupuk.
Ini sangat berbahaya bagi ikan dan plankton karena mengira mikroplastik tersebut sebagai makanannya. Kemudian, potongan-potongan plastik akan terbawa ke rantai makanan dan ikut dikonsumsi manusia.
Baca juga: Video: Gelombang Penuh Sampah Menerjang Pinggir Pantai di Filipina
Membuangnya dengan benar
Para penelit berharap, studi mereka ini dapat memberikan peringatan kepada produsen lensa kontak. Juga mendorong pengguna untuk membuangnya dengan benar bersama limbah padat lainnya.
Halden mengatakan, banyak orang tidak menyadari bahwa kebiasaan mereka membuang lensa kontak ke saluran air bisa membahayakan lingkungan.
“Jangan buang lensa ke dalam air. Letakkan mereka di dalam sampah padat sehingga dapat didaur ulang,” saran Halden.
Source | : | AFP |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR