Foton-M3, misi berikutnya diluncurkan pada September 2007 selama 12 hari mengorbit. NASA membantu mengembangkan perangkat keras kapsul, termasuk cahaya inframerah untuk kamera video, baterai untuk memberikan daya pada sistem, dan lempengan piring yang memproduksi beberapa tetes air yang akan dijilat oleh kadal-kadal tersebut agar tidak dehidrasi.
Hasil penelitian tersebut akhirnya memotivasi para peneliti untuk meluncurkan Bion-M1 milik Roscosmos yang diluncurkan pada April 2013 selama sebulan. Bion-M1 ini juga memberi makan para kadal secara berkala.
Baca juga: Upaya Peneliti Dalam Membuktikan Kemampuan Hewan Memprediksi Gempa
Dengan bantuan siaran langsung dari pesawat tersebut, para peneliti dapat meneliti tokek-tokek tersebut. Seperti pengaruh mikrografiti terhadap perilaku dan reproduksi kadal. Selain kadal, percobaan ini juga dilakukan terhadap tikus dan tikus gerbil. Sayangnya, tikus-tikus ini mati saat misi tengah berlangsung karena sistem pengiriman makanan dan masalah teknis lainnya.
Misi terkini, Foton-M4, menyediakan makanan dan minuman untuk para tokek untuk perjalanan 60 hari mereka. Tokek yang digunakan untuk misi ini adalah jenis Mauritius, bukan tokek jenis standar, Pachydactylus. Kedua jenis tokek tersebut memiliki periode kehamilan sama yaitu 40 hingga 70 hari, tergantung pada suhu inkubator, tetapi telur tokek Pachydactylus lebih lama menetas.
Sebelum peluncuran, para peneliti memastikan empat tokek betina dan satu tokek pejantan tersebut dalam kondisi yang bagus untuk kawin. Jika tokek-tokek ini berhasil kawin, penelitian berikutnya adalah pada perkembangan embrio, kemudian meneliti anak-anak tokek tersebut, apakah berbeda dengan perkembangan anak tokek di Bumi.
Source | : | The Guardian,National Geographic |
Penulis | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR