Nationageographic.co.id - Setelah menerjang Filipina dan Hong Kong, Topan Mangkhut terlihat semakin bergerak ke arah Tiongkok bagian selatan. Disertai dengan hujan deras dan angin berkecepatan 162 kilometer/jam.
Topan Mangkhut sampai di pesisir Tiongkok dekat kota Jiangmen pada Minggu (9/9) sore. Aparat Tiongkok telah mengantisipasi topan tersebut dengan menetapkan status siaga dan menghentikan semua jadwal penerbangan dan kereta. Mereka juga mengungsikan 2,45 juta penduduk ke tempat yang lebih aman.
Matt Bossons, seorang wartawan asal Amerika Serikat yang tengah berada di Shenzhen, mengatakan bahwa ia merasakan angin yang sangat kuat.
"Hujan deras membuat pandangan amat sangat terbatas saat ini. Kami seharusnya pergi pagi ini, namun akhirnya masih di sini karena jalan-jalan utama provinsi semua ditutup dan kereta yang menghubungkan Shenzhen dengan daerah lainnya berhenti beroperasi," ungkapnya, dilansir dari BBC.
Baca Juga : Ikan Goby dan Udang Pistol, Makhluk Laut yang Saling Menguntungkan
Sebelumnya, Topan Mangkhut telah menerjang Filipina dengan kecepatan 185 kilometer/jam. Peristiwa tersebut memicu 42 insiden longsor dan menyebabkan banjir yang cukup luas.
Bangunan di Kota Tuguegarao, yang merupakan ibu kota Provinsi Cagayan di bagian timur laut Filipina, bahkan mengalami kerusakan parah hampir di seluruh bangunan.
Francis Tolentino, penasihat politik Presiden Rodrigo Duterte, mengatakan, paling tidak ada 14 orang yang meninggal dunia akibat topan tersebut. Dua diantaranya merupakan anggota regu penyelamat yang saat itu membantu para korban terjebak tanah longsor.
Jumlah kerugian akibat Topan Mangkhut masih belum bisa ditaksir. Namun, dibanding Topan Super Haiyan pada 2013 lalu, aparat Filipina kini lebih tanggap dan siap dalam menjalani prosedur evakuasi.
Bergerak ke wilayah lain
Setelah Filipina, sistem pemantau bencana global kemudian melihat bahwa Topan Mangkhut bergerak ke arah Hong Kong.
Antoine Li, anggota pusat tanggap darurat di Desa Tai O, Pulau Lantau, bagian pesisir barat Hong Kong, mengimbau agar warga tidak meremehkan Topan Mangkhut walau kekuatannya diprediksi tidak begitu besar.
Rahasia Mengontrol Populasi Nyamuk: Aedes aegypti Jantan Tuli Tidak Bisa Kawin!
Source | : | bbc.com |
Penulis | : | Nesa Alicia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR