Nationalgeographic.co.id – Sekitar 92 juta tahun lalu di Utah Tengah, badai mengerikan menghantam pohon berbunga yang sangat besar. Ini membuatnya hanyut ke sungai hingga menuju delta purba. Sedimen kemudian mengubur sebagian batang pohon dan membuatnya termineralisasi – menghasilkan fosil yang kini memecahkan rekor.
Fosil tersebut berupa batang pohon yang membatu dengan ukuran lebar enam kaki dan panjang 36 kaki. Menurut peneliti, pohon berbunga itu diperkirakan tumbuh hingga 170 kaki selama hidupnya – dua kali lebih besar dari pohon tertinggi di Utah yang ada saat ini.
Penemuan ini tidak mengherankan bagi para ilmuwan. Tanaman berbunga, yang juga dikenal dengan angiosperma, sudah muncul 135 juta tahun lalu. Sekitar seratus tahun lalu, tanaman-tanaman yang lebih kecilnya mendominasi dataran rendah. Namun 75-90 juta tahun lalu, mulai muncul pohon berbunga dengan ukuran raksasa yang menjulang ke langit.
“Ini tidak terlalu mengejutkan. Kita tahu bahwa pada masa itu, planet kita kaya akan flora angiosperma,” kata Nan Crystal Arens, ahli paleobotani dari Hobart and William Smith Colleges yang tidak terlibat dalam studi.
“Fosil ini adalah bukti nyata. Anda jadi tahu bahwa pohon-pohon besar tersebut pernah ada di sana,” imbuhnya.
Baca Juga : Breaking News: Temuan Harta Karun Koin Cina Abad Ketujuh di Lasem
Menemukan fosil dari masa Turonian menjadi tantangan tersendiri karena permukaan laut saat itu sangat tinggi. Dengan begitu, kebanyakan sedimen Turonian hanya menangkap apa yang ada di laut, bukan di daratan.
Puluhan fragmen kayu angiosperma yang diketahui selama ini berusia 84 juta tahun, dan itu pun berasal dari pohon kecil yang berdiameter kurang dari empat inci.
“Penemuan ini melampaui periode sampel sebelumnya. Sangat menyenangkan berhasil menjumpai fosil tersebut,” ungkap Dori Lynne Contreras, ahli paleobotani di University of California.
Sejarah penemuan
Dengan hibah dana dari National Geographic Society, awalnya, Michael D’Emic, ahli paleontologi dari Adelphi University mengunjungi Utah Tengah untuk mencari tulang dinosaurus berleher panjang.
Suatu hari, John Reay, petugas Bureau of Land Management (BLM – lembaga AS yang mengelola tanah umum), mengajak D’Emic untuk berkeliling area Utah Tengah sambil menunjukkan fitur geologis yang sudah lama menarik perhatiannya. Salah satunya adalah batang kayu tersebut.
Awalnya, D’Emic tidak harus berbuat apa pada penemuan itu. Di satu sisi, kayu yang membatu tidak biasa ditemukan di AS bagian barat, apalagi yang berasal dari konifer. Namun, di sisi lain, fosil batang kayu tersebut memang pemandangan yang sangat mengesankan.
D’Emic kemudian mengambil sampel batang kayu lalu mengirimkannya ke ahli paleobotani, Nathan Jud.
Baca Juga : Tato di Tubuh Ötzi Si Manusia Es Ternyata Berasal dari Akupuntur
Saat melihatnya pertama kali, Jud mengira kayu berasal dari konfer besar. Namun, setelah diteliti lebih lanjut di bawah mikroskop, ia sadar bahwa batang pohon dari Utah tersebut tidak hanya besar, tapi juga langka.
“Itu menjadi batang angiosperma tertua dan terbesar di dunia. Ukuran diameternya mencapai satu meter,” kata Jud yang juga menjadi pemimpin studi.
Tim berencana melakukan penelitian tambahan untuk mencari tahu di mana tanaman ini hidup di lanskap Turonian.
Source | : | Michael Greshko/National Geographic |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR