Nationalgeographic.co.id - Sudah menjadi rahasia umum bahwa karbohidrat menjadi salah satu penyebab naiknya berat badan pada beberapa orang. Tidak heran jika banyak pola diet yang menyarankan kita untuk mengurangi karbohidrat. Bahkan, menghentikan konsumsi karbohidrat sama sekali demi berat badan yang lebih ideal.
Namun, tahukah Anda? Tubuh membutuhkan karbohidrat untuk energi yang digunakan sebagai pengisi otot, otak dan sistem saraf pusat. Jika asupannya dikurangi, akan ada efek negatif yang muncul.
Baca Juga : Setelah Perang Dunia I, Ratusan Politisi Dibunuh di Jerman, Mengapa?
Libby Parker, ahli gizi, mengatakan, mengurangi konsumsi karbohidrat sangat berbahaya bagi tubuh manusia.
"Tubuh manusia dirancang untuk bekerja dari sumber energi yaitu karbohidrat, yang idealnya membentuk 45-65 persen dari asupan kalori," ucap Parker.
Dikutip dari Kompas.com, terdapat empat risiko kesehatan akibat mengurangi karbohidrat:
Efek negatif pada bagian tubuh tertentu
Parker mengatakan, saat manusia menerapkan diet ketogenik -- diet yang membatasi asupan karbohidrat -- ada bagian tubuh tertentu yang mengalami dampak lebih besar.
"Ada sel-sel tertentu di tubuh, termasuk di mata dan ginjal kita, yang bekerja secara eksklusif dengan karbohidrat," ucap Parker.
Parker memaparkan, saat tubuh menghasilkan keton, tidak ada penggantian peran karbohidrat yang cukup. Keton sendiri merupakan energi asam yang dibuat ketika tubuh mulai menggunakan lemak untuk energi. Hal tersebut terjadi saat manusia mengurangi asupan karbohidrat.
Menurut Parker, diet rendah karbohidrat seringkali menyebabkan tubuh kekurangan vitamin, mineral dan senyawa yang lain. Sebab, kandungan-kandungan tersebut hanya dapat ditemukan dalam makanan yang kaya karbohidrat seperti buah dan sayuran.
Saat tubuh kekurangan karbohidrat, itu dapat menyebabkan risiko jangka panjang seperti kanker usus besar dan sembelit dikarenakan kekurangan serat dan batu ginjal.
Energi yang rendah
Diet rendah karbohidrat juga akan memengaruhi proses glikolisis, yaitu pemecahan glukosa untuk energi.
Menurut Parker, kurang karbohidrat menyebabkan kelesuan dan kurangnya daya tahan terhadap tubuh. Juga dapat menyebabkan brain frog yang bisa membuat seseorang sulit berkonsentrasi.
Nafas tidak sedap
Bau mulut juga merupakan efek samping yang ditimbulkan dari diet rendah karbohidrat. Parker mengatakan, nafas tak sedap tersebut adalah hasil dari energi aseton, salah satu dari tiga badan keton, yang terjadi ketika tubuh memasuki ketosis.
Bau nafas yang tidak sedap tersebut tidak bisa diatasi hanya dengan menggosok gigi dan menggunakan obat kumur saja. Satu-satunya cara adalah kembali memasukan atau memakan karbohidrat dalam menu ketika sedang diet.
Baca Juga : Satelit Pertama untuk Mempelajari Perubahan Iklim Berhasil Diluncurkan
Makan tidak teratur
Semua jenis pola diet pada dasarnya mengatur jadwal makan dan yang harus dikonsumsi secara teratur. Namun, Parker menyebutkan diet dengan rendah karbohidrat bisa membuat manusia menjadi sulit untuk mematuhi pola makan yang disarankan.
Untuk mengikuti diet rendah karbohidrat dengan cara yang sehat, Parker menyarankan untuk berkonsultasi dengan profesional medis dan memeriksa kadar keton melalui pemeriksaan glukosa darah dan keton harian.
Parker tidak merekomendasikan untuk mengikuti diet rendah karbohidrat atau diet apapun yang dilakukan dengan ketat karena risikonya terlalu besar.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | Kompas.com,The Independent |
Penulis | : | Loretta Novelia Putri |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR