Saat Presiden Wilson mendeklarasikan perang melawan Jerman pada 7 April 1917, anggota Bala Keselamatan atau Salvation Army dikirim untuk membantu para prajurit yang harus berjuang siang malam dan tentunya rindu pada rumah.
Pada Oktober 1917 di Montiers-sur-Saulx, setelah 36 hari di tengah hujan, Helen Purviance dan Margaret Sheldon yang ditugaskan di sana berpikir untuk menyuguhkan masakan rumahan. Namun, menurut keterangan laman Salvation Army, bahan yang bisa mereka beli hanyalah tepung, gula, baking powder, susu kalengan, dan kayu manis. Setelah mempertimbangkan untuk membuat panekuk atau donat, mereka pun sepakat untuk membuat donat.
Donat pertama pun dibuat dengan menggunakan api dari kayu bakar, tujuh donat sekali menggoreng. Aroma donat mengundang para prajurit dan mereka mengantre di bawah guyuran hujan untuk mendapatkannya. Omongan pun beredar di sana: “Jika kamu lapar dan tak punya uang, ada yang bisa dimakan di Bala Keselamatan.”
Menurut Paul R. Mullins, seorang antropolog dari Indiana University-Purdue University, Indianapolis, para prajurit mengatakan bahwa bau donat membuat mereka mengingat rumah. Donat ini melambangkan, ibu, istri, anak, dan saudari mereka.
Penulis | : | |
Editor | : | Yoga Hastyadi Widiartanto |
KOMENTAR