Nationalgeographic.co.id - Para ilmuwan memiliki rencana untuk mempelajari makhluk paling cepat di Bumi. Ini dilakukan untuk mengetahui perilakunya sehingga memudahkan mereka dalam membuat robot.
Makhluk ini bukan cheetah atau elang; ia berupa organisme tunggal bernama Spirostomum ambiguum yang biasa ditemukan di air.
Cheetah dapat berlari dengan kecepatan lebih dari 60 mph, sementara elang terbang dengan kecepatan 250 mph. Namun, Spirostomum ambiguum dapat bergerak lebih cepat dari itu. Ia mampu memendekkan tubuhnya hingga 60 persen dan membentuk bola dalam beberapa milidetik.
Baca juga: Setelah 15 Tahun, Flamingo Langka di Inggris Akhirnya Bertelur
Para peneliti belum tahu bagaimana organisme bersel tunggal ini dapat bergerak tanpa memiliki sel-sel otot seperti makhluk lain yang lebih besar.
Ilmuwan juga tidak memiliki petunjuk bagaimana makhluk kecil ini bisa bergerak cepat tanpa merusak semua struktur internalnya.
Saad Bhamla, peneliti dari Georgia Tech, mendapat hibah dari National Science Foundation untuk mempelajari dan memperagakan gerakan kontraksi S. ambiguum pada tingkat subselular. Ia berharap bisa memahami pergerakan mereka dengan baik sehingga dapat memecahnya menjadi ide untuk pembuatan robot.
“Jika kami dapat memahami bagaimana mereka bekerja, mungkin informasinya dapat digunakan untuk membuat robot yang bergerak cepat dengan energi kecil,” kata Bhamla.
Menurut peneliti, jika berlari seperti cheetah, atau menukik seperti elang, Anda perlu mengaktifkan protein aktin dan myosin dalam sel otot yang berkontraksi untuk menghasilkan gerakan.
Baca juga: Turis Taiwan Tewas Diserang Kuda Nil Ketika Sedang Mengambil Gambar
Namun, makhluk kecil seperti S. ambiguum tidak bergantung pada protein semacam itu. (S. ambiguum berada di antara batas kabur antara hewan dan non-hewan. Penelitian terdahulu mendefinisikannya sebagai protozoa. Namun, baru-baru ini, ahli biologi memisahkan mereka ke kingdom-nya sendiri, yang dikenal dengan Protista).
“Jika S. ambiguum hanya memiliki protein aktin dan myosin seperti yang membentuk otot-otot kita, mereka mungkin tidak dapat menghasilkan kekuatan untuk benar-benar bergerak secepat itu,” papar Bhamla.
Sebaliknya, makhluk tersebut menggunakan alternatif berupa molekul kompleks untuk bergerak dan memindahkan struktur internal mereka.
“Semakin kecil mereka, maka semakin cepat juga pergerakannya – sekitar 200 meter per detik. Itu benar-benar di luar grafik,” imbuhnya.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR