Nationalgeographic.co.id – Di dalam perut Anda, ada ribuan bakteri yang bergetar karena arus listrik.
Para ilmuwan dari UC Berkeley, baru-baru ini mempelajari berbagai jenis bakteri yang bisa menghasilkan arus listrik atau dikenal dengan sebutan “bakteri elektrogenik”.
Mereka biasanya dikaitkan dengan lingkungan rendah oksigen, seperti dasar danau dan kedalaman tambang asam. Oleh sebab itu, peneliti cukup kaget karena bisa menemukannya tumbuh subur di usus manusia.
Baca Juga : BMW Perkenalkan Motor yang Bisa Jalan Sendiri, Lebih Amankah?
Seperti yang dipublikasikan dalam jurnal Nature, beberapa bakteri yang bisa menciptakan listrik itu adalah Listeria (patogen yang berhubungan dengan keracunan makanan), dan Lactobacilli (bakteri yang penting dalam proses fermentasi yoghurt).
Bakteri ini dapat menghasilkan arus listrik hingga 500 mikroamp. Tentu saja, itu tidak cukup untuk mengisi daya ponsel Anda, namun peneliti yakin penemuan mereka ini dapat digunakan untuk mengembangkan ‘baterai hidup’ di masa depan. Termasuk baterai bioenergetik untuk memproduksi listrik dari instalasi pengolahan air.
Lalu, mengapa bakteri-bakteri tersebut bisa menghasilkan listrik?
Mereka melakukannya sama seperti alasan manusia menghirup oksigen: yaitu untuk menghilangkan elektron yang dihasilkan selama metabolisme dan mendukung produksi energi.
Sementara hewan dan tumbuhan mentransfer elektron mereka ke oksigen di dalam mitokondria setiap sel, bakteri di lingkungan dengan oksigen rendah – seperti usus manusia – harus menemukan akseptor elektron lainnya.
Dalam lingkungan geologi, akseptornya adalah mineral – seperti zat besi atau mangan – di luar sel. Dengan kata lain, bakteri ini “menghirup” besi atau mangan.
Baca Juga : Video: Melihat Bagaimana Respons Tumbuhan Ketika Dirinya Diserang
Mentransfer elektron dari sel ke mineral membutuhkan reaksi kimia khusus, yang disebut ‘rantai transfer elektron ekstraseluler’. Reaksi ini akan membuat bakteri menghasilkan arus listrik kecil.
“Tampaknya struktur sel dari bakteri ini dan ekologi kaya vitamin membuatnya jauh lebih mudah dan efektif untuk mentransfer elektron keluar dari sel,” kata Sam Light, pemimpin penelitian.
“Kami berpikir bahwa bakteri tersebut menggunakan ‘transfer elektron ekstraseluler’ karena itu mudah dan krusial untuk bertahan hidup,” tambahnya.
Source | : | iflscience.com |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR