Nationalgeographic.co.id – Satu hal yang wajib Anda tahu: Día de los Muertos, atau Day of the Dead, bukanlah Halloween versi Meksiko. Meskipun berhubungan, namun dua peringatan ini memiliki perbedaan tradisi dan suasana.
Jika Halloween digambarkan sebagai malam penuh teror, maka Día de los Muertos merupakan perayaan dua hari yang penuh dengan warna dan sukacita. Tentu saja, temanya sama-sama kematian, tapi poin utama dari Día de los Muertos adalah menunjukkan cinta dan penghormatan kepada anggota keluarga yang telah meninggal.
Di kota-kota di Meksiko, banyak orang bersuka ria sambil mengenakan kostum dan riasan wajah berwarna-warni. Mereka juga melakukan parade, berpesta, menyanyi, menari dan memberikan persembahan kepada arwah orang terkasih. Ritual yang dilakukan penuh dengan makna simbolis.
Baca Juga : Nyapat Taon, Budaya Yang Nyaris Punah Akibat Perubahan Zaman
Sejarah
Día de los Muertos pertama kali dilakukan ribuan tahun lalu bersama dengan orang-orang Aztec, Toltec, dan Nahua. Perayaan ini diselenggarakan karena mereka menganggap berduka atas kematian orang lain merupakan hal yang tidak sopan.
Menurut budaya praHispanik, kematian merupakan fase alami dalam rangkaian panjang kehidupan. Toh, anggota keluarga yang telah meninggal dianggap masih menjadi bagian dari masyarakat—tetap hidup dalam ingatan dan semangat mereka.
Oleh sebab itu, Día de los Muertos dirayakan setiap tahunnya—biasanya tanggal 1 dan 2 November—sebagai cara untuk menyambut arwah orang tercinta yang telah meninggal terlebih dulu. Pada hari itu, mereka dipercaya turun kembali ke Bumi untuk mengunjungi keluarganya yang masih hidup.
Altar
Inti dari perayaan Day of the Dead adalah sebuah altar, atau yang biasa disebut ofrenda. Itu dibangun di setiap rumah atau pemakaman. Altar ini bukan untuk pemujaan, melainkan dimaksudkan untuk menyambut para roh yang kembali ke alam kehidupan.
Source | : | Logan Ward/National Geographic |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR