Kisah Muslim Di Amerika, Kerap Ditindas Tapi Semakin Berkembang

By Rahmad Azhar Hutomo, Minggu, 3 Maret 2019 | 10:00 WIB
Anak-anak di Los Angeles Selatan merayakan Idul Fitri, dengan piknik yang disponsori oleh Islah LA, sebuah lembaga komunitas Muslim Kulit Hitam. Dipimpin oleh Imam Jihad Saafir, lembaga ini mempromosikan komunitas, pendidikan, dan pemberdayaan sosial dan ekonomi. (Lynsey Addario)

Imam Fazal Hassan dan Amjad Shaik menyurvei kerusakan pada masjid mereka di Bellevue, Washington, setelah dibakar tahun lalu. Seorang pria dengan gangguan jiwa, yang sebelumnya menyerang jamaah masjid, mengaku bersalah. Akan tetapi, ia tidak didakwa dengan kejahatan kebencian. (Lynsey Addario)

“Kita harus menarik napas dalam-dalam karena pada titik tertentu kita mulai mempertanyakan diri kita sendiri,” ujarnya. “Mengapa saya melakukan ini? Mengapa saya harus membuktikan kepada orang lain bahwa saya orang baik?”

Saat ini sekitar 3,45 juta Muslim di Amerika hidup dalam iklim kebencian. Agama mereka didistorsi oleh ektremis garis keras di satu sisi dan gerakan anti-Muslim di sisi lain. Maraknya permusuhan dipicu oleh retorika anti-Muslim dari para pengamat dan politisi konservatif. Trump berulang kali menggambarkan Islam sebagai ancaman, meneruskan kicauan (retweet) video anti-Muslim dari grup Inggris pengumbar kebencian dan menjaga jarak dari agama ini.

Masjid Ajrami merupakan satu dari 100 lebih masjid yang menjadi target ancaman, vandalisme, atau pembakaran di seluruh Amerika. Pada 2016, FBI mencatat peningkatan sebesar 19 persen dalam insiden terhadap Muslim dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Anak-anak Muslim dilaporkan lebih cenderung menjadi korban penindasan daripada anak-anak dari agama lain.

Pelayat di Dearborn, Michigan, menghadiri pemakaman polisi keturunan Irak yang tewas melawan ektremis Islam. (Lynsey Addario)

Meskipun demikian, komunitas Muslim di Amerika semakin berkembang. Pakaian sederhana untuk wanita berhijab dibuat oleh kaum Muslim di AS, dan Macy’s sekarang menjual busana Muslimah. Aneka produk halal, tersedia di Costco dan Whole Foods. Mattel bahkan meluncurkan Barbie Muslim. Ada berbagai jurusan kuliah Muslim di Berkeley, California, dan sekolah pascasarjana di Claremont, California. Kegiatan komunitas semakin berkembang, dan para aktivis Muslim membentuk persekutuan dengan komunitas marginal lainnya.

Sebagai reaksi atas penargetan mereka, sejumlah Muslim kini terjun ke dunia politik. Kelompok seperti Pluralism Project mendukung dan melatih puluhan kandidat Muslim di Maryland untuk bersaing dalam pemilu. Ada dua orang Muslim di Kongres dan lebih banyak lagi mencalonkan diri dalam pemilu tahun ini.

Setelah resepsi pernikahan tradisional Bengal, pengantin laki-laki Tazer Khan, naik ke panggung di Athena Banquet Center di Roseville, Michigan, bersama para istri dari ketiga saudara laki-lakinya—Papia Jeani, Fatima Koli, dan Ferdous Akhtar—sambil menunggu pengantin wanita tiba untuk berfoto bersama. (Lynsey Addario)

Para imigran yang relatif baru dan anak-anak mereka adalah bagian terbesar dari penganut agama Islam. Kebanyakan imam salat di Amerika tidak lahir di Amerika. Namun, ada juga sejumlah besar pemimpin dan cendekiawan Muslim yang fasih dalam bahasa generasi Muslim yang dibesarkan di AS. Hampir separuh Muslim di Amerika lahir di Amerika. Hampir separuhnya adalah generasi milenial dan baru berusia dewasa setelah 11 September 2001.

Salah seorang pemimpin yang dapat dipahami generasi ini adalah Usama Canon, pendakwah keturunan kulit hitam-kulit putih dari California. Dia menjadi mualaf pada 1996.

“Seorang ulama besar berkata bahwa Islam itu seperti aliran air yang murni dan jernih yang warnanya sama dengan warna dasar sungai yang dilaluinya,” ujar Canon, yang berbicara dengan saya di sebuah masjid di Houston. “Jadi, saya harap Muslim di Amerika bisa mewarnai hamparan bebatuan di dasarnya dengan cara yang indah dan bisa berperan dalam proyek Amerika dengan cara seperti aliran air itu, yang khas Amerika dan menonjolkan warna dan cita rasa Amerika, tetapi tetap berjiwa otentik seperti tradisi Islam.” 

Warna dan cita rasa itu berasal dari beragamnya komunitas Muslim yang belum pernah saya lihat dalam satu dekade lebih menulis tentang dunia Muslim. Islam adalah salah satu agama yang paling beragam di Amerika Serikat. Dengan penganut berasal dari sekitar 75 negara, saya menemukan keragaman ras, praktik ibadah, kelas, budaya, dan bahasa yang hanya pernah saya lihat sekali sebelumnya—di Mekah, saat menunaikan ibadah haji.