Pada 2019, Pertamina juga memperoleh wilayah kerja eksplorasi baru melalui tender terbuka pada Wilayah Kerja West Ganal di Kalimantan Timur.
Saat ini terdapat paling tidak tiga joint study yang dilakukan baik secara sendiri maupun bekerja sama dengan mitra strategis, serta lima regional exploration study yang dilakukan sendiri, di wilayah yang berpotensi memiliki cadangan migas.
Nicke menegaskan, agresivitas Pertamina dalam upaya menemukan cadangan dapat dilihat dari dimulainya pelaksanaan survei seismik laut regional 2D di daerah terbuka pekan lalu.
“Survei seismik tersebut adalah survei seismik laut regional 2D yang terbesar di Asia Pasifik dan Australia dalam sepuluh tahun terakhir,” tegasnya.
Nicke menambahkan bahwa Pertamina agresif menyiapkan investasi dari Komitmen Kerja Pasti (KKP) di Wilayah Kerja Jambi Merang pada 2019 berjumlah 20,46 juta dollar AS.
Secara kumulatif, tambahan investasi KKP Jambi Merang hingga tahun 2024 adalah sebesar 239,3 juta dollar AS untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di luar wilayah kerja Jambi Merang, yaitu di daerah frontier.
Baca Juga: Kembangkan Desa Kreatif, PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Bandung Group Raih Proper Emas
Di samping itu, Pertamina juga mengupayakan kegiatan merger dan akusisi untuk blok-blok yang memiliki potensi cadangan masih tinggi dan sesuai dengan visi dan misi perusahaan, baik di dalam maupun luar negeri.
Di luar negeri, Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina Internasional EP (PIEP) juga bergerak menangkap peluang besar di pentas global.
Di Algeria, terdapat 3 lapangan migas yang dimiliki Pertamina yaitu MLN—Pertamina sebagai operator dengan kepemilikan 65 persen saham—, EMK, dan OHD. Selain itu, di tahun 2017 Pertamina juga mendapatkan wilayah migas lainnya melalui akuisisi Maurel & Prom (M&P), perusahaan migas yang tercatat di bursa Paris.
Hingga saat ini, Pertamina memiliki kehadiran aset migas di 13 negara, baik sebagai operator, sebagai mitra, maupun dalam bentuk kepemilikan perusahaan yang dikontrol oleh Pertamina.
Kehadiran tersebut berada di Aljazair, Malaysia, Irak, Kanada, Prancis, Italia, Namibia, Tanzania, Gabon, Nigeria, Kolombia, Angola, dan Venezuela.
Total produksi migas lapangan luar negeri tersebut sebesar 101.000 barrel minyak per hari (BOPD) minyak bumi dan 268 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFGPD) gas bumi.
Kegiatan alih kelola maupun akuisisi yang dilakukan, tidak hanya menambah cadangan dan produksi migas, namun juga untuk transfer pengetahuan dan teknologi, sehingga meningkatkan kompetensi sumber daya internal Pertamina, sejalan dengan pembangunan sumber daya manusia unggul yang dicanangkan Pemerintah Indonesia.