Gen Pengembara

By , Jumat, 21 Desember 2012 | 11:45 WIB

Tetapi gelombang migrasi juga me­mungkin­kan gen-gen yang berhubungan erat dengan migrasi unggul dalam seleksi alam. Contoh ter­jelasnya adalah katak kerbau Amerika Selatan. Diperkenalkan di wilayah timur laut Australia pada 1930-an, jumlahnya kini mencapai lebih dari 200 juta ekor dan menyeberangi benua dengan kecepatan 50 kilometer per tahun.

Kaki katak-katak di garis depan 10 persen lebih panjang daripada para leluhurnya pada 1930-an—dan lebih panjang daripada kaki katak yang hanya tertinggal satu kilometer di belakang mereka.

Bagaimana mungkin itu terjadi? Katak-katak bersifat pengembara dan berkaki panjang pindah ke depan, membawa serta kawan-kawan mereka yang juga bersifat pengembara dan berkaki panjang. Di sana, katak-katak pengembara berkaki panjang itu berjumpa dan beranak pinak, menciptakan keturunan pengembara berkaki panjang yang terus bergerak ke depan dan mengulangi siklus.

Laurent Excoffier, ahli genetika populasi di University of Bern, berpendapat bahwa hal serupa terjadi pada para penebang kayu Quebec. Excoffier dan beberapa koleganya menganalisis berabad-abad catatan kelahiran, pernikahan, permukiman, dan kematian, dan mendapati bahwa keluarga-keluarga pionir bertingkah dan berkembang biak dengan suatu cara untuk menyebarkan gen dan sifat yang mendorong mereka ke garis depan.

Pasangan-pasangan di gelombang garis depan lebih cepat menikah daripada yang tinggal di kampung halaman. Mereka juga menghasilkan lebih banyak anak daripada keluarga “inti” yang tinggal di kampung halaman. Masing-masing pasangan pionir meninggalkan 20 persen keturunan lebih banyak.

Angka ter­sebut menghasilkan keunggulan evolusi yang besar. Dalam kasus ini, gen dan kultur keluarga yang bersangkutan tersebar pesat di kalangan populasi mereka sendiri—dan pada akhirnya di populasi Amerika Utara.!break!

Excoffier percaya bahwa jika “selancar gen” ini kerap terjadi selama manusia menyebar ke seluruh dunia, kemungkinan bertambahnya berbagai macam gen yang mengakibatkan manusia mudah penasaran, ingin mengembara, membuat penemuan baru, dan mengambil risiko semakin meningkat.

“Ini dapat membantu menjelaskan sebagian keinginan kita untuk menjelajah,” katanya. Penjelajahan dapat men­­ciptakan lingkaran pemberdayaan diri, memperkuat dan menyebarkan gen dan sifat yang mendorongnya.

Terdapat dinamika pemberdayaan diri lainnya yang berperan dalam penjelajahan, yakni per­cakapan yang senantiasa berlangsung antara gen dan budaya. Hubungan ini menye­bab­kan gen membentuk jenis budaya yang akan kita ciptakan, dan budaya pada gilirannya membentuk genom kita.

Yang dimaksud di sini adalah budaya se­cara umum—pengetahuan, praktik, atau tek­nologi yang bisa dibagikan, yang digunakan oleh manusia untuk beradaptasi terhadap lingkungan. Hal ini ada hanya karena sifat genetis kita berevolusi ke suatu titik tempat kita dapat menciptakannya, dan kita terus-menerus membentuknya kembali.

Tetapi budaya yang senantiasa berubah ini juga dapat membentuk evolusi genetis kita, terkadang secara langsung dan sangat cepat. Contoh klasik budaya-gen adalah pe­ningkat­an pesat gen untuk mencerna laktosa. Tanpa gen ini, Anda akan kesulitan mencerna susu seusai masa bayi.

Jika memilikinya, Anda akan dengan mudah mencerna susu seumur hidup Anda. Hampir tidak ada yang membawa gen ini 15.000 tahun silam karena tidak ada manfaatnya. Ketika itu, gen ini hanya berupa mutasi yang hinggap secara acak.