Bagaimana Lumba-Lumba Berkomunikasi?

By , Kamis, 16 April 2015 | 17:28 WIB

Pelatih kepala Teri Turner Bolton mengawasi dua lumba-lumba jantan muda, Hector dan Han, yang moncong, atau rostrumnya, menyembul di permukaan air sembari menunggu sebuah perintah.

Kedua lumba-lumba hidung botol di Lembaga Ilmu Kelautan Roatán (biasa disingkat RIMS), sanggraloka merangkap lembaga penelitian di sebuah pulau lepas pantai Honduras, sangat berpengalaman dalam hal aksi pertunjukan lumba-lumba. Hewan ini dilatih untuk berputar di udara saat diberi aba-aba, meluncur mundur di permukaan air sambil berdiri tegak di atas ekornya, dan melambaikan sirip dadanya kepada wisatawan yang datang beberapa kali seminggu dengan kapal pesiar.

Namun, para ilmuwan di RIMS lebih tertarik pada cara pikir lumba-lumba daripada aksi yang bisa dilakukannya. Ketika diberi isyarat tangan untuk “berinovasi”, Hector dan Han dapat memilih masuk ke air dan membuat gelembung, atau melompat ke udara, atau menyelam ke dasar laut, atau salah satu dari berbagai manuver yang dikuasainya—tetapi keduanya tidak boleh mengulangi gerakan yang sudah lakukannya selama sesi tersebut. Luar biasanya, hewan ini biasanya memahami bahwa dia diharapkan selalu mencoba gerakan baru dalam setiap sesi.

Bolton menempelkan kedua telapak tangannya di atas kepala, sinyal untuk berinovasi, dan kemudian merapatkan kedua kepalannya, tanda untuk “tandem”. Dengan dua isyarat itu, dia menyuruh lumba-lumba memeragakan gerakan yang belum dilihatnya selama sesi tersebut dan melakukannya bersama-sama.

!break!

Hector dan Han menghilang ke dalam air. Kedua lumba-lumba itu ditemani psikolog komparatif Stan Kuczaj yang mengenakan pakaian selam dan peralatan snorkeling serta membawa kamera video bawah air besar lengkap dengan hidrofonnya. Dia merekam beberapa detik celotehan Hector dan Han, kemudian kamera menangkap keduanya serentak berguling perlahan lalu mengibaskan ekornya tiga kali  secara berbarengan.

Di darat Bolton menempelkan jempol dan jari tengahnya, menyuruh lumba-lumba untuk meneruskan inovasi bersama tersebut. Dan lumba-lumba itu pun melakukannya. Hewan seberat 180 kilogram itu kembali menyelam, mengeluarkan beberapa siulan bernada tinggi, lalu serempak meniup gelembung. Kemudian keduanya berputar berdampingan. Lalu keduanya “berjalan” dengan ekor. Setelah delapan gerakan, sesi itu pun berakhir.

Ada dua kemungkinan penjelasan perilaku yang luar biasa ini. Pertama, lumba-lumba meniru temannya dengan sangat cepat dan tepat sehingga yang terlihat seperti koordinasi itu sejatinya cuma ilusi. Kemungkinan kedua, itu bukan ilusi: Ketika lumba-lumba bersiul di dalam air, keduanya tengah menyusun rencana.

 !break!