Gua Berlian atau Leang Berlian adalah sebuah gua di Kawasan Karst Maros-Pangkep, Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, Sulawesi Selatan. Kawasan ini menawarkan panorama gugusan pegunungan kapur atau karst terluas ketiga di dunia, setelah China Selatan dan Vietnam.
Untuk diketahui, dalam gua tersebut terdapat obyek khas, yaitu Rammang-Rammang yang terbentuk akibat proses pelarutan di kawasan batuan karbonat. Proses ini menghasilkan bentuk permukaan bumi yang unik dengan ciri exokarst (di atas permukaan) dan endokarst (di bawah permukaan). Keindahan tersebutlah yang membuat fotografer profesional yang juga kontributor foto National Geographic Indonesia, Joshua Marunduh, memutuskan menjelajah Gua Berlian untuk menciptakan karya fotografi dalam perjalanan Nawa Cahaya: Capture the Unique Lights in Indonesia.
Menurutnya, Gua Berlian juga cocok menjadi obyek fotografi berkonsep low-light karena setiap waktu kondisi pencahayaan di dalamnya berubah-ubah.
“Saya merekomendasikan Gua Berlian sebagai salah satu destinasi untuk menguji kemampuan fotografi menggunakan smartphone realme 9 Pro+. Mengingat smartphone ini menawarkan keunggulan dari sisi fotografi dalam kondisi low-light,” kata Joshua.
Danau Kelimutu, Nusa Tenggara Timur (NTT)
Destinasi berikutnya adalah Danau Kelimutu di Kabupaten Ende, NTT. Danau yang diyakini sebagai tempat berkumpulnya para arwah dari suku Lio di Ende dan Sikka ini tersohor akan keindahan tiga warna danaunya yang selalu berubah. Keindahan alam nan sakral Danau Kelimutu diabadikan fotografer Valentino Luis dari ketinggian 1.639 meter di atas permukaan laut (mdpl). Momentum terbaik untuk memotret keindahan Danau Kelimutu adalah pagi hari saat matahari terbit.
Pada momen inilah pendar surya beradu indah dengan tiga warna Danau Kelimutu. Berkat smartphone realme 9 Pro+, Valentino membawa pulang koleksi apik lanskap Danau Kelimutu.
Nah, itulah sembilan destinasi wisata alam Indonesia yang berhasil dieksplorasi para fotografer National Geographic Indonesia menggunakan smartphone realme 9 Pro+.
Kompetisi foto Nawa Cahaya
Selain menantang para fotografer profesional, Nawa Cahaya juga menghadirkan program kompetisi yang diperuntukkan bagi masyarakat umum, yakni Nawa Cahaya: Capture the Light Photo Competition.
Kompetisi foto low-light tersebut terbuka bagi masyarakat umum, terutama mereka yang merupakan pegiat fotografi smartphone. Kompetisi ini berlangsung di platform media sosial Instagram @natgeoindonesia.
Nawa Cahaya: Capture The Light Photo Competition diikuti oleh ratusan peserta dari seluruh Indonesia.
Berbeda dari kompetisi foto pada umumnya, Nawa Cahaya: Capture The Light Photo Competition menantang masyarakat untuk memotret menggunakan smartphone. Selain itu, foto yang diambil harus disertai latar cahaya yang temaram atau low-light dan lokasi obyek foto harus berada di Indonesia.
Peserta diwajibkan mengunggah karya di akun Instagram pribadi, serta menceritakan kisah di balik foto tersebut melalui caption.
Tim National Geographic Indonesia pun memilih 50 karya yang terverifikasi sesuai dengan syarat dan ketentuan kompetisi. Dari 50 karya yang terpilih, masing-masing juri menyeleksi 10 karya terbaik.
Adapun penilaian foto didasarkan pada tiga kriteria, yaitu kesesuaian foto dengan tema, konsep dan ide yang diusung pada karya foto, serta teknik foto seperti komposisi, sudut pandang, dan ketajaman.
Selain penilaian oleh dewan juri, penilaian karya juga didasarkan pada jumlah likes pada foto yang diunggah, serta jumlah suara dari babak voting yang digelar melalui Instagram Story @natgeoindonesia. Bobot penilaian dari audiens sebesar 20 persen.
Setelah melalui proses penilaian yang panjang, akhirnya juri pun menetapkan tiga pemenang utama dan satu pemenang favorit melalui Instagram @natgeoindonesia, Senin (28/3/2022).
Juara pertama diraih oleh Hanggara Tala, pemilik akun Instagram @hanggara.tala. Pada karya yang diunggah, ia mengambil latar pemandangan mulut Gua Cibeko yang berlokasi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Selanjutnya, juara kedua diraih oleh Denny Amando (@pedro_denny). Menampilkan pemandangan sebatang pohon dengan latar suasana matahari terbit (sunrise), Denny menamai karyanya “Pohon Jomblo”.
Juara ketiga diraih oleh Kenny Wira Diharja dengan akun Instagram @kenny_wd. Kenny mengunggah foto berupa pemandangan Gunung Sinabung yang diambil dari Gunung Sibayak, Sumatera Utara. Karya foto tersebut diberi judul “The Sleepless Sinabung”.
Selain tiga juara utama, para juri juga menetapkan satu juara favorit yang diraih oleh Jiehan Herry Saputro pemilik akun Instagram @ikanhiumakanbubur.
Berbeda dari tiga karya foto sebelumnya yang menampilkan keindahan alam, Jiehan mengabadikan pemandangan cahaya lampu kota pada malam hari. Lokasi yang dipilih adalah Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Sebagai informasi, juara satu Nawa Cahaya: Capture The Light Photo Competition berhak mendapatkan smartphone keluaran terbaru dari realme, yakni realme 9 Pro+. Sementara juara dua dan tiga masing-masing mendapatkan smartphone realme 9 Pro dan AIoT.
Selain itu, tiga juara yang terpilih akan menyandang status sebagai realme Indonesia Official Creator. Hasil foto mereka akan dikurasi dan ditampilkan di media sosial realme Indonesia selama kurun waktu tertentu.
Itulah rangkuman kisah menarik dari pelaksanaan Nawa Cahaya: Capture The Unique Lights in Indonesia. Untuk melihat hasil karya tersebut Anda bisa mengunjungi laman berikut ini.