Mithridates VI, Musuh Terbesar Romawi yang Kebal Racun karena 'Hobinya'

By Ade S, Senin, 27 Mei 2024 | 14:03 WIB
Potret raja Pontus Mithridates VI sebagai Heracles. Marmer, masa kekaisaran Romawi (abad ke-1). Mithridates VI, yang gemar meminum racun, dianggap sebagai musuh terbesar oleh Romawi yang bahkan sangat menghormatinya. (Sting)

Nationalgeographic.co.id—Mithridates VI (120-63 SM), yang juga dikenal sebagai Mithradates, Mithradates Eupator Dionysius, atau Mithridates Agung, merupakan raja Pontus (saat ini wilayah timur laut Turki) yang dianggap oleh rakyatnya sebagai penyelamat dari penindasan Romawi.

Sementara, tentu saja, oleh orang Romawi Mithridates dianggap sebagai musuh terbesar mereka – sekaligus yang paling dibenci – sejak zaman Hannibal Barca (247-183 SM).

Sama seperti Hannibal, Mithridates menunjukkan dirinya sebagai kekuatan yang tak terhentikan, mengalahkan pasukan Romawi, memanipulasi pemerintahan tetangga, bahkan mengorganisir pembantaian besar-besaran terhadap orang Romawi dan Italia di seluruh Asia Kecil untuk memajukan tujuannya dalam membebaskan wilayah tersebut dari kontrol Romawi.

Di awal pemerintahannya, Mithridates menyatakan diri sebagai musuh Romawi dan berperang dalam tiga perang terpisah dengan Romawi – yang dikenal sebagai Perang Mithridatik – antara tahun 89-63 SM.

Dia berhasil menghindari penangkapan, membuat dirinya kebal terhadap racun dengan mengonsumsi dosis kecil secara bertahap untuk membangun imunitas, dan berulang kali memenangkan pertempuran melawan Romawi hingga akhirnya dikalahkan oleh Pompey Agung (sekitar 70-48 SM) setelah dikhianati oleh putranya sendiri, Pharnaces, yang memberontak terhadapnya.

Menghadapi kekalahan yang sudah pasti dan dan demi menghindari penghinaan dari keberhasilan Romawi, Mithridates memilih untuk bunuh diri.

Kisahnya hampir sepenuhnya diceritakan melalui sudut pandang penulis-penulis Romawi seperti Plutarch (sekitar 50 - sekitar 120 M) dan Appian (sekitar 95 - sekitar 165 M) yang secara alami bersikap bermusuhan terhadapnya dan tujuannya.

Meskipun demikian, kekaguman mereka terhadap ketekunan dan keteguhan hatinya jelas terlihat sepanjang narasi mereka, yang tidak berfokus kepada Mithridates melainkan kepada orang-orang Romawi yang berperang melawannya.

Bagi rakyat kerajaannya, serta mereka yang berada di wilayah sekitarnya, dia adalah pembebas yang hebat sekaligus pembela kebebasan yang menolak untuk tunduk pada apa yang dia anggap sebagai ketidakadilan dominasi Romawi dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Kehidupan Awal

Mithridates lahir di kota Sinope di Pontus sekitar tahun 132 SM. Dia adalah putra dari Ratu Laodice VI (meninggal sekitar tahun 115 SM) dan Raja Mithridates V (150-120 SM). Dia dibesarkan di istana sebagai pangeran Persia dan tampaknya telah diajari berbagai bahasa, keterampilan militer, dan seni.

Baca Juga: Klaim Diri Sebagai Dewa, Kaisar Romawi Domitian Tewas dengan Memalukan