Bagaimana Serangan Israel ke Gaza Buat Lingkungan Semakin Menderita?

By Ade S, Minggu, 14 Juli 2024 | 14:03 WIB
Sebuah penelitian mengungkapkan betapa buruknya dampak serangan Israel ke Gaza terhadap lingkungan dari sisi emisi karbon. (Unknown)

Selama beberapa dekade, negara-negara berpendapatan rendah dan kepulauan telah berjuang untuk menetapkan prinsip bahwa negara-negara berpendapatan tinggi yang menghasilkan emisi tinggi harus membayar kerugian dan kerusakan yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca mereka.

Dana kerugian dan kerusakan akhirnya didirikan tahun lalu sebagai bagian dari perjanjian iklim internasional.

"Kotak hitam" emisi karbon dari perang

Dr. Benjamin Neimark, Dosen Senior di Sekolah Bisnis dan Manajemen, telah menulis untuk The Conversation tentang upaya untuk membuka “kotak hitam” emisi selama perang.

Menurut Neimark, dampak emisi karbon dari konflik bersenjata dan pengaruh jangka panjangnya terhadap iklim seringkali luput dari perhatian.

Para peneliti, termasuk Neimark, memperkirakan bahwa militer Amerika Serikat saja menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih besar dibandingkan dengan 150 negara lainnya.

Sayangnya, pembahasan mengenai hubungan antara militer dan perubahan iklim kerap kali hanya berfokus pada risiko keamanan global di masa depan akibat perubahan iklim.

Walaupun ada upaya tentatif dari pihak militer untuk membuat persenjataan mereka lebih ramah lingkungan, seperti pengembangan tank listrik atau kapal perang berbahan bakar biofuel, diskusi mengenai kontribusi militer terhadap perubahan iklim, khususnya selama masa peperangan, masih sangat minim.

Kurangnya transparansi dari pihak militer membuat perhitungan emisi karbon secara menyeluruh menjadi sangat sulit, bahkan di masa damai. Para peneliti pada dasarnya harus mencari cara sendiri.

Bersama rekan-rekan, Neimark menggunakan berbagai metode untuk membuka "kotak hitam" emisi masa perang ini dan menuntut pelaporan emisi militer yang transparan kepada badan iklim PBB, UNFCCC.

Berikut adalah beberapa cara militer menghasilkan emisi dan bagaimana Neimark dan kawan-kawan, seperti dilansir dari laman World Diarium, memperkirakan jumlahnya.

Militer bukan hanya menyumbang emisi saat perang berkecamuk. Aktivitas mereka, bahkan di masa damai, meninggalkan jejak karbon yang signifikan.