Bagaimana Nasib Kota Abadi Roma setelah Kejatuhan Kekaisaran Romawi?

By Sysilia Tanhati, Jumat, 20 September 2024 | 08:00 WIB
Pernah menjadi ibu kota Kekaisaran Romawi, Roma dijuluki sebagai Kota Abadi. Bagaimana nasibnya setelah Romawi jatuh? ( Wolfgang Moroder/CC BY-SA 3.0)

Pemerintahan Roma hanya mengalami sedikit perubahan di bawah penguasa Ostrogoth, tetapi ini akan segera berubah di bawah Adipati Bizantium. Pengaruh dan relevansi Senat Romawi berkurang dengan cepat hingga akhirnya dihapuskan.

Namun, kendali Bizantium atas Roma terbukti lemah. Kekaisaran telah memperluas kekuasaannya secara berlebihan. Kekaisaran berjuang untuk mempertahankan kendali atas wilayah Italia yang baru diperolehnya.

Periode pemerintahan Bizantium ini, meskipun relatif singkat, menjadi panggung bagi pengaruh kepausan yang semakin besar. Periode ini juga mendapatkan tantangan baru dari penjajah Lombardia dalam beberapa dekade berikutnya.

Kebangkitan kekuasaan Kepausan

Seiring melemahnya cengkeraman Kaisar Bizantium atas Roma dan wilayah Italia lainnya, kekosongan kekuasaan tercipta. Uskup Roma, alias Paus, dengan senang hati memanfaatkannya

Kepausan segera muncul sebagai pusat politik dan spiritual utama. Transisi tersebut berlangsung bertahap tetapi mendalam. Transisi itu pun mengubah struktur kekuasaan di Roma serta perannya dalam dunia Katolik yang lebih luas.

Bagaimana kepausan menjadi begitu berkuasa dapat dikaitkan dengan beberapa faktor. Pertama, struktur organisasi Gereja Katolik bertahan meskipun terjadi pergolakan politik yang berulang. Hal ini menciptakan rasa stabilitas yang menarik bagi warga negara. Kedua, klaim Paus atas otoritas spiritual sebagai penerus Santo Petrus memberikan legitimasi pada perluasan kekuasaan duniawinya.

Ketiga, ada Gregorius I (590–604 M), yang juga dikenal sebagai Gregorius Agung. Ia memainkan peran penting dalam transformasi dan kenaikan takhta kepausan. Pemerintahannya menandai titik balik di mana, sebagai Paus, ia juga bertindak sebagai administrator sipil Roma. Ia berunding dengan kaum Lombard dan mengelola persediaan makanan kota.

Selain itu, Gregorius I memperluas kegiatan misionaris Gereja Katolik dan memperkuat struktur administratifnya. Dorongan besar berikutnya bagi kekuasaan kepausan datang pada tahun 756 M dengan Sumbangan Pepin.

Hibah dari Raja Frank

Pepin si Pendek ini menghadiahkan banyak negara bagian Italia tengah kepada kepausan yang akan membentuk Negara Kepausan. Negara Kepausan mengubah Paus dari seorang pemimpin spiritual dan administrator kota menjadi penguasa teritorial sejati.

Baca Juga: Selidik Bank di Yunani Kuno dan Romawi, Samakah dengan Era Modern?