Nationalgeographic.co.id—Tahun 476 M menandai salah satu momen paling penting dalam sejarah Barat. Tahun itu adalah saat Odoacer, seorang kepala suku Jermanik, menggulingkan Romulus Augustulus, Kaisar Romawi Barat terakhir.
Peristiwa besar ini, yang sering disebut sebagai "Jatuhnya Romawi", tidak menandakan berakhirnya peradaban Romawi seperti yang diketahui dunia. Lalu, apa yang terjadi dengan Kota Abadi Roma?
Jatuhnya Romawi (Barat) adalah awal dari transformasi yang mendalam dan berkepanjangan pada Kota Abadi Roma. Pada abad-abad berikutnya, Roma mengalami perubahan politik, sosial, dan ekonomi yang signifikan. Ancaman asing baru muncul, aliansi baru terbentuk dan Roma beradaptasi dengan realitas baru tersebut.
Setiap akhir adalah awal yang baru. Pada tahun 476 M, Kota Abadi memulai evolusinya dari pusat kekaisaran menjadi sesuatu yang baru tetapi sama pentingnya.
Kekaisaran Romawi runtuh, Roma pun berkembang
Ada sedikit pergolakan setelah Odoacer menyingkirkan Romulus Augustulus yang berusia 11 tahun dari takhta. Odoacer segera mengukuhkan dirinya sebagai Raja Italia pertama dan memulai era baru dalam sejarah Kota Roma.
"Awalnya, Odoacer mengambil pendekatan yang agak konservatif," tulis Robbie Mitchell di laman Ancient Origins. Ia membiarkan sebagian besar kerangka administratif Romawi yang ada tetap berlaku.
Hal ini memungkinkan adanya kesinambungan dengan rezim sebelumnya. Odoacer juga mengakui legitimasi Kaisar Romawi Timur Zeno. Manuver politik strategis ini memungkinkan adanya legitimasi di mata penduduk Romawi dan Kekaisaran Timur.
Namun, Odoacer tidak berkuasa cukup lama untuk membuat perubahan besar. Pada tahun 489 M, Theodoric yang Agung, pemimpin Ostrogoth, menyerbu Italia atas perintah Kaisar Zeno. Butuh waktu 4 tahun, tetapi Theodoric akhirnya mengalahkan Odoacer pada tahun 493 M.
Pemerintahan Ostrogoth dideklarasikan di Italia dan Ravenna dijadikan ibu kota barunya. Roma mungkin telah kehilangan sebagian statusnya. Tapi masa pemerintahan Theodoric (493-526 M) merupakan masa yang relatif stabil bagi Kota Roma tersebut.
Theodoric mungkin seorang "barbar", tetapi ia menghormati lembaga dan budaya Roma. Ia menjaga Senat Romawi tetap berjalan dan menegakkan hukum Romawi.
Baca Juga: Singkap Praktik Sihir di Yunani Kuno dan Romawi, Ada Boneka 'Voodoo'