Nationalgeographic.co.id—Keadilan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dalam sejarah Abad Pertengahan. Para penjahat sering dihukum berat dalam upaya untuk menghalangi pelaku lain dan mengarahkan mereka dari jalan kejahatan.
Musuh politik juga dihukum, seperti halnya para pengkhianat dan penganut bidah. Salah satu bentuk hukumannya adalah hukuman mati yang dilaksanakan oleh algojo. “Seorang algojo resmi harus dipekerjakan,” tulis Aleksa Vuckovic di laman Ancient Origins.
Sepanjang periode Abad Pertengahan hingga modern awal, para algojo memainkan peran mendasar dalam masyarakat. Mereka menegakkan keadilan raja dengan efisiensi yang mematikan.
Namun, banyak algojo yang menderita stigma sosial yang dibawa oleh pekerjaan mereka. Padahal, para algojo memperoleh kekayaan dan jabatan tinggi selama kariernya.
Bagaimana kehidupan para algojo dalam sejarah dunia? Berikut beberapa kisah suram dari kehidupan algojo.
Meister Franz, algojo yang memiliki hak istimewa dan tanggung jawab yang besar
Seorang algojo di Abad Pertengahan adalah orang dengan tanggung jawab besar, sekaligus memiliki hak istimewa yang besar. Membunuh penjahat yang dihukum bukanlah tugas yang mudah. Hal ini sangat membebani hati nurani seseorang dan juga membawa banyak stigma sosial.
Namun, kesulitan pekerjaan ini dibalas dengan sangat baik oleh para raja. Algojo dapat memperoleh banyak uang dan mencapai posisi tinggi di masyarakat, termasuk status bangsawan.
Banyak dari para algojo yang menjadi orang terkenal di negara masing-masing. Franz Schmidt, yang juga dikenal sebagai Meister Franz (1555-1634) adalah salah satu algojo paling terkemuka di Jerman Abad Pertengahan.
Mewarisi panggilan dari ayahnya sendiri, ia menjadi kepala algojo Kota Hof, di Bavaria. Setelah unggul dalam pekerjaan itu selama beberapa tahun, ia naik jabatan, dan menjadi kepala algojo Nuremberg, kota besar saat itu.
Selama 45 tahun kariernya, Franz melakukan 361 eksekusi, yang semuanya ia rinci dalam buku hariannya. Meister Franz melakukan eksekusi dengan berbagai cara, seperti tugasnya.
Baca Juga: Sejarah Abad Pertengahan: Tak Hanya Manusia, Hewan Juga Diadili!