Nationalgeographic.co.id Danau Toba punya prestasi bikin bangga Indonesia. Danau Toba dikenal sebagai danau tektovulkanik terbesar di dunia. Berada memanjang dari timur laut ke barat daya di wilayah Bukit Barisan dan Patahan Sumatera, Toba menjadi laboratorium alam yang menarik. Proses pembentukannya yang unik telah mendorong ahli geologi untuk menelitinya.
Dengan pesona geologi yang bikin penasaran, ada 30 orang ahli geologi yang tergabung dalam Exploration Academy - Pertamina Hulu Energi yang menjelajahi kawasan kawasan Danau Toba, Sumatra Utara. Mereka sengaja memilih Parapat, Kabupaten Simalungun dan PulauSamosir untuk menelisik rahasia batuan sedimen di lingkungan danau.
Baca Juga : Kotoran Telinga Paus Buktikan Bahwa Manusia Sebabkan Stres pada Paus
Parapat merupakan salah satu lokasi terbaik untuk mempelajari sedimentologi dari endapan danau dangkal dan endapan delta. Di sini, terdapat singkapan dari endapan Danau Toba Purba, terutama di sekitar Sungai Naborsahor.
Sementara itu, Samosir adalah kombinasi yang tepat untuk mengamati singkapan dari endapan danau dangkal dan endapan delta fan, yang terangkat di sepanjang pantai pulau samosir akibat adanya aktivitas sesar Sumatra.
Kami menuju lokasi pertama, Sungai Naborsahor. Tempat ini menjadi salah satu dari 200-an anak sungai yang bermuara ke Danau Toba. Berjalan kurang lebih 100 meter menyusuri sungai, kami tiba di titik pertama. Sebuah singkapan berupa tebing dengan ketinggian kurang lebih 10 meter dengan lapisan yang bervariasi antara lanau, pasir, tufa, dan material karbon.
Menurut Purnama Ary Suandhi, ahli geologi dari GDA Consulting, yang bertugas sebagaifield trip team leader, lapisan pada tebing tersebut terbentuk akibat proses sedimentasi batuan batuan vulkanik dari letusan maha dahsyat Gunung Toba yang terjadi sekitar 74 ribu tahun yang lalu. Usia endapan ini masih terbilang "muda". Berusia sekitar 10-11 ribu tahun pada lapisan atas, dan pada lapisan bawah berusia 74 ribu tahun.
Sembari berkumpul, kami mendengarkan penjelasan Purnama. Langit mulai menggelap. Proses perlapisan terorientasi secara inter bedding, yaitu lapisan yang saling silang satu sama lain. Endapan pada singkapan ini juga ditemukan struktur ripple mark pada lapisan batu pasir. Selanjutnya semakin ke atas singkapan, batu pasir yang ditemukan berukuran semakin besar dan juga dapat ditemukan endapan tufa. Umumnya struktur yang terlihat pada singkapan ini adalah perlapisan paralel sampai sub-paralel.
Saat sedang asyik berdiskusi, hujan turun. Kami segera mengenakan jas hujan dan sedikit bergeser ke pelataran rumah warga untuk berteduh. Diskusi berlanjut. Ternyata hujan deras sekalipun tak mampu menyurutkan semangat para ahligeologi yang selalu haus akan hal baru.
Penulis | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR