Nationalgeographic.co.id - Protein merupakan senyawa penting dalam membentuk tubuh. Tidak hanya mempengaruhi otot, tapi juga keseluruhan fungsi tubuh. Meski begitu, protein tidak seharusnya dikonsumsi berlebihan.
Apabila terlalu banyak makan protein, Anda pasti merasakan beberapa perubahan pada tubuh. Berikut di antaranya:
Bau mulut
Ini sering terjadi pada orang-orang yang mengalami diet keto. Karena dietnya berpusat pada tinggi protein, tubuh akan menggunakan lemak dalam tubuh sebagai bahan bakar energi. ‘Bahan bakar’ ini lalu memproduksi keton yang menyebabkan mulut.
Baca Juga : Bakteri Berbahaya 'Superbug' Ditemukan di Tempat Paling Murni di Arktika
Perubahan mood
Salah satu tanda klasik terlalu banyak mengonsumsi protein adalah perubahan mood. Dalam usaha kita makan protein, kita jadi mengabaikan karbohidrat sama sekali. Padahal, karbohidrat yang berubah menjadi glukosa akan memproduksi energi dalam tubuh. Jika tidak ada energi yang diproduksi, maka otak kita akan mengirimkan ‘sinyal penderitaan’ yang membuat mood kita jadi buruk.
Tidak fokus
Jika Anda sedang berada di kantor dan merasa susah fokus, bisa jadi penyebabnya adalah protein yang berlebihan. Kurangnya asupan karbohidrat membuat tubuh kurang energi dan cepat lelah.
Hangry
Hangry merupakan istilah untuk menggambarkan keadaan saat kita sangat lapar sehingga menjadi mudah marah. Ketika tubuh membutuhkan makanan, ia meminta karbohidrat, lemak, serat, protein, vitamin dan mineral. Jika dalam keadaan lapar, kita hanya makan protein, maka kemungkinan besar akan merasakan hangry karena kebutuhan tubuh tidak terpenuhi dengan baik.
Baca Juga : Biaya Punya Anak Mahal, Warga Korea Selatan Lebih Pilih Pelihara Hewan
Gangguan pencernaan
Terlalu banyak megonsumsi protein juga mempengaruhi pencernaan kita. Kurangnya serat membuat kita merasa ‘berat’. Perut pun sering kembung.
Sering haus
Karena ginjal bekerja terlalu keras untuk menyingkirkan protein berlebih yang dikonsumsi, akhirnya kita merasa dehidrasi. Jika Anda sering merasa haus, kemungkinan besar penyebabnya adalah ini.
Source | : | healthline.com |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR