Nationalgeographic.co.id - Asteroid Oumuamua masih menyimpan misteri hingga kini. Pasalnya, tak banyak yang diketahui tentang objek dari galaksi lain itu. Sejak terlihat pada Oktober 2017 lalu, banyak analisis yang dilakukan pada asteroid ini.
Salah satu yang mendapat perhatian adalah pendapat beberapa astronom yang menyebut Oumuamua adalah kapal alien. Pendapat ini muncul karena perilaku aneh dari asteroid tersebut sulit dijelaskan. Meski begitu, para astronom lain membantah pendapat itu.
Baca Juga : Peristiwa Langit Maret 2019, Planet Sejajar dengan Matahari Hingga Ekuinoks
"Melompat pada kesimpulan bahwa asteroid ini milik alien, saya pikir kita belum menemukan bukti untuk itu," katta Amaya Moro-Martin, astronom Space Telescope Science Institute, Baltimore dikutip dari Science News, Rabu (27/02/2019).
"Ada penjelasanan alami lainnya yang bisa dieksplorasi (untuk memahami perilaku Oumuamua)," imbuhnya.
Setidaknya ada tiga penjelasan yang mungkin menguraikan perilaku asteroid misterius itu.
1. Fraktal Es yang Mengembang
Salah satu hal yang membuat astronom Shmuel Bialy dan Avi Loeb dari Universitas Harvard percaya Oumuamua adalah kapal alien adalah kecepatan dari asteorid tersebut. Mereka berpkir bahwa ada layar matahari di asteroid tersebut yang membuatnya bisa menggunakan dorongan cahaya bintang untuk bergerak antar-galaksi.
Namun, menurut Moro-Martin, layar matahari bukan satu-satunya cara untuk memanfaatkan tekanan radiasi ini. Struktur halus dan keropos yang menyerupai fraktal, pola geometris yang berulang pada skala yang lebih kecil dan lebih besar, juga dapat didorong oleh cahaya, katanya.
"Secara fisik itu akan menjadi ide yang sama, hanya saja geometrinya akan berbeda," ujarnya.
Baca Juga : Foto-foto Ini Ungkap Jejak Sungai yang Pernah Mengalir di Mars
Partikel debu yang dikumpulkan di stratosfer Bumi dapat memiliki bentuk fraktal yang mengembang seperti ini, kata Moro-Martín. Pendapat ini dipublikasikan dalam Astrophysical Journal Letters pada 22 Februari lalu.
Jika Oumuamua adalah fraktal es yang halus, maka benda asing ini sangat rapuh. Ini menimbulkan pertanyaan, apakah Oumuamua bisa bertahan dalam perjalanan antar-galaksi jika ia adalah fraktal es halus?
"Gagasan bahwa Oumuamua adalah fraktal es halus, didorong oleh tekanan radiasi dari sinar matahari adalah skenario yang menarik," ujar Loeb.
"Tapi tantangan besar yang dihadapinyam termasuk bagaimana benda rapuh seperti itu akan bertahan," sambungnya.
2. Kerangka Komet
Pendapat bahwa Oumuamua seharusnya adalah struktur yang halus untuk bisa melesat dengan kecepatan aneh juga diamini oleh ilmuwan planet Zdenek Sekanina dari Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena. Meski begitu, dia tidak setuju tentang pendapat bahwa asteroid itu adalah fraktal es halus.
Sebagai gantinya, dia menyebut bahwa Oumuamua adalah komet kering yang kehilangan sebagian besar air dan gasnya. Pendapat ini diterbitkan pada 30 Januari lalu di ArXiv.org.
"Ini seperti kerangka tubuh asli, dengan semua es keluar," ujar Sekanina.
Baca Juga : SPHEREx, Misi Terbaru NASA Untuk Mengetahui Asal Usul Alam Semesta
Komet yang terbang mendekat ke matahari sering kali tidak bertahan. Oumuamua sendiri berjalan mendekat ke matahari yang membuatnya menghadapi situasi lebih keras. Seperti Loeb dan Moro-Martin, Sekanina berpikir tekanan radiasi matahari adalah penjelasan terbaik untuk bagaimana Oumuamua berjalan dengan cepat.
Sekanina memperkirakan bahwa Oumuamua lebih padat dibanding pekiraan Moro-Martin. Tetapi, jika Oumuamua benar-benar komet es yang padat ketika mendekati tata surya, masih ada tantangan untuk menjelaskan bagaimana benda itu selamat dari perjalanan antar-bintang.
3. Komet Aneh atau Pecahan Es?
Ketika Spitzer Space Telescope memeriksa tanda-tanda ekor yang mirip komet dari Oumuamua, instrumen tidak melihatnya. Itu berarti hanya sejumlah kecil karbon monoksida dan gas karbon dioksida yang akan dikeluarkan, jika ada.
Data Spitzer menunjukkan bahwa objek itu juga tidak boleh memuntahkan banyak air. Tetapi jika Oumuamua adalah jenis komet yang aneh, itu bisa memuntahkan uap air atau gas non-karbonasi lain yang tidak terdeteksi Spitzer, yang bisa menjelaskan bagaimana benda itu melesat.
"Oumuamua terbuat dari air yang tenang, bukan Perrier," gurau astronom Gregory Laughlin dari Yale University.
Laughlin dan koleganya kini sedang mengerjakan studi yang menunjukkan bahwa Oumuamua melepaskan semburan gas seperti nozzle yang sumbernya bermigrasi melintasi permukaan objek, mengikuti kehangatan matahari.
Baca Juga : Cakram Bengkok dan Spiral dengan Bintang Raksasa di Ujung Bima Sakti
Migrasi itu akan membiarkan Oumuamua jatuh melalui ruang tanpa berputar begitu cepat sehingga pecah. Komet-komet lain, termasuk yang dikunjungi oleh pesawat ruang angkasa Rosetta, memperlihatkan jenis jet pelacak matahari ini.
"Keanehannya adalah bahwa (Oumuamua) harus dibuat dari es yang cukup murni untuk menjelaskan keluarnya gas seperti itu," kata Laughlin.
Tidak jelas apakah sebuah komet, bahkan yang aneh, dapat dibuat dari es murni. Jadi mungkin saja Oumuamua bisa menjadi pecahan es dari tubuh yang lebih besar, seperti jika planet es terlalu dekat dengan tetangga yang lebih besar dan terkoyak, katanya.
Sayangnya, tidak ada cara untuk memeriksa bagaimana struktur Oumuamua sekarang karena ia terlalu jauh untuk diamati.
"Jika (Oumuamua) mewakili populasi, akan ada peluang untuk melihat dari dekat," kata Laughlin.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com, penulis: Resa Eka Ayu Satika. Baca artikel sumber.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR