Nationalgeographic.co.id – Dokter Aryando Pradana, SpOG itu terlihat semringah tatkala melihat kondisi janin yang tengah dikandung oleh Syahnaz Sadiqah.
Hal itu dikarenakan, sang dokter puas melihat perkembangan dua janin calon bayi Syahnaz.
“Ini baby yang pertama, nih bagus, ukurannya masuk di usia 7 jalan 8 (minggu), panjangnya 1,47 cm, hampir 1,5 cm," kata dr. Aryando.
“Lalu baby yang kedua ini lebih besar nih, ukurannya 1,57 cm.”
Setelah mengumumkan kehamilan pada awal bulan lalu, kini pasangan selebriti Indonesia, Syahnaz Sadiqah dan Jeje Govinda mengumumkan bahwa Syahnaz tengah mengandung bayi kembar.
Baca Juga: Hati-hati, Lima Kebiasaan Sehari-hari Ini Dapat Memicu Sakit Kepala
Informasi ini dapat setelah Syahnaz membagikan video saat ia ditemani sang suami untuk melakukan USG.
Video tersebut diunggah pada hari ini, Selasa (18/6/2019) di chanel Youtube mereka, Jeje & Nanas Channel.
Belum jelas jenis kelamin kedua bayi kembar Syahnaz Sadiqah dan Jeje Govinda.
Namun mereka bisa berharap mendapatkan sepasang, yaitu bayi laki-laki dan perempuan.
Diketahui, setiap orangtua pasti bahagia jika mereka bisa memiliki bayi kembar.
Baca Juga: Selain Paham Perasaan, Anjing Juga Berevolusi Agar Bisa Berkomunikasi dengan Manusia
Apalagi ada anggapan bahwa memiliki anak kembar berarti sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui alias hamil satu kali langsung dapat anak dua.
Sebenarnya, apa saja yang mempengaruhi seorang wanita mengalami pembuahan ganda atau kembar?
Berikut uraiannya:
1. Faktor genetis
Wanita yang memiliki ibu kembar, berpeluang lebih besar melahirkan bayi kembar.
“Faktor genetis pembuahan kembar yang menentukan adalah keturunan dari pihak wanita.”
“Sebab, wanitalah yang memproduksi sel telur,” ujar David Davies, seorang konsultan fertilitas di Portsmouth’s Queen Alexandra Hospital.
Baca Juga: Manusia Sudah Mengonsumsi Ganja Sejak 2500 Tahun Lalu, Ini Buktinya
2. Faktor gaya hidup
Wanita yang menjalani diet rendah lemak, vegetarian, dan vegans, potensi untuk melahirkan bayi kembar cenderung rendah, ketimbang wanita yang banyak mengonsumsi susu dan daging.
3. Faktor jumlah anak
Davies mengatakan bahwa wanita yang memiliki jumlah anak banyak, berpotensi memiliki anak kembar.
Sebab, aktif memungkinkan terjadinya pembuahan kembar.
“Wanita yang subur juga memiliki kesempatan besar terjadinya pembuahan kembar,” terangnya.
Baca Juga: Mengapa Kita Cenderung Emosional Saat Membahas Masalah Politik?
4. Faktor usia
Pembuahan kembar umumnya terjadi pada wanita yang mengandung di usia 30-an dan 40-an.
“Kondisi ini karena perubahan kerja ovarium seiring usia.”
“Jadi, kemungkinan melepaskan lebih dari satu sel telur yang sehat selama satu siklus, sangatlah besar,” sebutnya.
Baca Juga: Kisah Yanti Lidiati Merangkul dan Memberdayakan Ibu-ibu Putus Sekolah
5. Faktor etnis
Menurut Davies, satu dari 60 persalinan di Eropa Timur melahirkan bayi kembar.
Namun, peluang tersebut terbilang minim pada wanita dari Asia Tenggara.
Sementara itu, di Nigeria, terdapat dua kelahiran bayi kembar dari 20 atau 30 persalinan setiap bulan.
“Sebenarnya tidak ada teori pasti mengenai pengaruh etnis.”
Baca Juga: Renungan Hari Ini, Ramadan dan Lebaran Dorong Kenaikan Volume Sampah di Sejumlah Daerah
“Sebab, pada beberapa kasus, wanita kelahiran Nigeria asli memiliki peluang kecil mengandung bayi kembar ketika mereka hidup di benua lain.
Namun, ketika mereka di Nigeria, peluangnya lebih besar. Bisa jadi, pengaruh makanan dan iklim memiliki pengaruh signifikan,” urainya.
Source | : | Intisari.grid.id |
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR