Nationalgeographic.co.id - Amerika Serikat memang telah menorehkan sejarah pada 16 April 1972. Ketika itu, Amerika Serikat melalui Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) meluncurkan misi berawak Apollo 16 yang dianggap sangat istimewa dibanding yang lainnya.
Apollo 16 diluncurkan dari Kennedy Space Center, Florida pada 16 April 1972. Peluncuran ini menjadi misi berawak kedua dari NASA untuk mencapai Bulan. Misi berawak pertama adalah Apollo 11 yang membawa Neil Armstrong dan Buzz Aldrin.
Selama peluncurannya, roket Saturn V membawa modul layanan komando Casper dan modul lunar Orion. Sejarah baru antariksa berhasil mereka torehkan dalam kisah peradaban manusia.
Baca Juga: 'Mawar-mawar' nan Menawan Melayang Penghuni Antariksa
Kini, orang Amerika lebih suka jika Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) memantau secara cermat asteroid dan komet yang bisa menabrak Bumi daripada mengirim antariksawan ke Bulan atau Mars.
Hasil jajak pendapat Associated Press-NORC Center for Public Affairs yang dirilis pada Kamis (20/6) menunjukkan, dua pertiga responden mengatakan memantau asteroid, komet, dan "peristiwa lain di antariksa yang bisa berpengaruh pada Bumi, sangat penting."
Baca Juga: Objek Antariksa Seperti Kantung Plastik Terlihat di Atmosfer Bumi
Orang Amerika juga menginginkan NASA melakukan lebih banyak penelitian supaya kita semakin paham tentang Bumi, sistem tata surya, dan alam semesta. Tetapi sekali lagi responden mengatakan mereka menginginkan NASA melakukan penelitian menggunakan robot, bukan antariksawan.
For all of the money we are spending, NASA should NOT be talking about going to the Moon - We did that 50 years ago. They should be focused on the much bigger things we are doing, including Mars (of which the Moon is a part), Defense and Science!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) June 7, 2019
Baca Juga: Awan Es Biru yang Terbuat dari Meteor dan Hanya Bersinar di Malam Hari
Toni Dewey, pensiunan karyawan, usia 71 tahun, di Wilmington, Nort Carolina mengatakan kepada kantor berita Associated Press dalam wawancara bahwa mesin, bukan manusia, seharusnya menjadi penjelajah. Dewey juga tidak terlalu bersemangat untuk misi kembali menjelajah Bulan. Kata Dewey: "Kita pernah ke sana."
Penulis | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR