Nationalgeographic.co.id - Pernahkah kita berpikir apakah pohon memiliki rasa takut? Cemas? Atau bahagia misalnya? Pernahkah kita berpikir apa yang dirasakan pohon ketika seharian bermandikan cahaya matahari?
Pada foto ilustrasi di atas, terlihat betapa cahaya matahari menyengat tubuh batang mereka. Lalu, apakah mereka merasa nyaman atau risih atas cahaya matahari yang menyengatnya?
Kemudian ketika pohon itu tumbang. Apakah dia bisa meminta pertolongan? Atau mungkin menangis? Sepertinya itu hanya anggapan kita di dongeng-dongeng.
Sebuah artikel di Livescience.com mengatakan, "Jangan lampiaskan emosimu pada tanaman, mereka tidak memiliki perasaan". Dan perkataan ini menjawab semua pertanyaan di atas. Lalu, bagaimana bentuk kesadaran pada tanaman?
Baca Juga: Etiopia Pecahkan Rekor dengan Menanam 350 Juta Pohon dalam Sehari
Berikut jawaban para ilmuwan.
Ketika sebuah pohon tumbang di hutan, mereka tidak menyesal, menangis, atau meminta tolong sekalipun. Mereka tidak mengalami ketakutan, marah, sedih juga kebahagiaan. Sekalipun kita -manusia- melihatnya teronggok di atas tanah.
Pohon -dan semua tanaman, dalam hal ini- tidak merasakan apa-apa sama sekali. Karena kesadaran, emosi, dan kognisi adalah ciri khas hewan saja.
Pada awal tahun 2000-an muncul istilah neurobiologi tanaman. Ini adalah aspek pada tanaman yang bisa mencirikan kesamaannya dengan binatang. Sekalipun tanaman tidak memiliki otak, tapi mereka memiilki semacam sinyal elektrik pada batang dan daunya. Sebagai bentuk respons atas sesuatu yang terjadi pada mereka.
Ternyata gagasan itu adalah omong kosong, para ilmuwan mengatakan biologi tanaman sangat kompleks dan sangat berbeda dengan hewan.
Pada hewan, neurobiologi merujuk pada mekanisme biologis yang melaluinya sistem saraf mengatur perilaku semacam penalaran dan pemecahan masalah.
Baca Juga: Melindungi Gajah Bisa Membantu Menyelamatkan Bumi, Mengapa Begitu?
Kemudian mulai tahun 2006, beberapa ilmuwan berpendapat bahwa tanaman memiliki sel seperti neuron yang berinteraksi dengan hormon dan neurotransmiter, membentuk "sistem saraf tanaman".
"Mereka bahkan mengklaim bahwa tanaman memiliki 'pusat komando seperti otak' di ujung akarnya," ungkap Lincoln Taiz, profesor studi perkembangan biologi di University of California Santa Cruz.
Baru-baru ini sebuah penelitian yang menyelidiki ilmu saraf kesadaran, menemukan bahwa pada hewan, hanya vertebrata, artropoda, dan cephalopoda lah yang memiliki otak cukup kompleks untuk memungkinkan mereka memiliki kesadaran.
Artinya, ada beberapa jenis hewan lain yang tidak memiliki kesadaran.
"Jika hewan tingkat rendah -yang memiliki sistem saraf- tidak memiliki kesadaran, kemungkinan tanaman tanpa sistem saraf memiliki kesadaran adalah nol," tambah Lincoln.
Lagipula apa untungnya kesadaran bagi tanaman? Mereka tidak bisa melarikan diri dari bahaya.
"Menjadi tidak sadar kemungkinan adalah hidayah besar bagi pohon, karena jika mereka memiliki kesadaran, saya tidak ingin membayangkan betapa sengsaranya mereka ketika kebakaran hutan terjadi." Jelas Lincoln kepada Livescience.com.
Source | : | livescience |
Penulis | : | Mahmud Zulfikar |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR