Nationalgeographic.co.id - Menurut hasil penelitian terbaru, tidak semua yang mati bisa 'beristirahat dengan tenang'. Pasalnya, studi ini menemukan bahwa hingga satu tahun setelah kematian, mayat terus bergerak secara signifikan.
Para peneliti di Australia mengungkap penemuan mengejutkan saat menggunakan kamera untuk merekam mayat-mayat yang membusuk.
Selama 17 bulan, sebuah kamera di Australian Facility for Taphonomic Experimental Research (AFTER) telah mengambil gambar mayat setiap 30 menit sekali di siang hari. Dan dalam kurun waktu tersebut, mayat-mayat yang ada di sana terlihat terus bergerak.
"Yang kami lihat, tangan mereka bergerak secara signifikan. Yang tadinya berada di atas tubuh, kini ada di sampingnya," kata Alyson Wilson, ilmuwan medis di Central Queensland University.
Baca Juga: Wanita Berusia 74 Tahun Lahirkan Anak Kembar, Ini Penjelasan Ilmiahnya
Beberapa gerakan bahkan sudah terlihat dari fase awal dekomposisi. Gambar-gambar yang ditangkap kamera cukup membuat para peneliti terkejut.
"Kami rasa, pergerakan tersebut berkaitan dengan proses dekomposisi–ketika tubuh menjadi mumi dan ligamen mengering," papar Wilson.
Wilson dan rekannya menggunakan kamera time-lapse untuk merekam proses pembusukan mayat selama enam bulan. Gambar yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan sistem poin level dekomposisi tubuh untuk mengetahui interval post-mortem atau seberapa lama orang tersebut telah meninggal.
Hasilnya menunjukkan kecocokan antara sistem poin dengan fotografi time-lapse. Dengan kata lain, kamera tersebut juga bisa menjadi alat forensik yang valid.
Baca Juga: Ramah Lingkungan, Kacamata Hitam Ini Terbuat dari Ampas Kopi
Menurut Wilson, penemuan ini sangat penting dalam menyelidiki kematian yang misterius. Hingga sekarang, selama tidak ada bukti bahwa mayat telah dipindahkan–baik oleh hewan atau manusia–para ilmuwan forensik umumnya menganggap bahwa posisi tubuh yang ditemukan di tempat kejadian perkara adalah posisi terakhir sebelum korban meninggal.
Namun, dengan cara terbaru ini, tim forensik bisa menggunakan time lapse untuk membuat data statistik tentang pergerakan jasad. Pengetahuan ini bisa digunakan untuk menganalisis kejadian perkara dengan akurasi lebih baik di masa depan.
"Ahli forensik akan mampu memetakan TKP, posisi tubuh mayat dan semua bukti fisik. Mereka juga mungkin bisa menemukan penyebab kematian,” pungkas Alyson.
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR