Nationalgeographic.co.id– Program pembangunan Tol langit di wilayah Timur Indonesia telah usai pertengahan agustus lalu. Palapa Ring merupakan merupakan proyek prioritas yang dibuat oleh pemerintah dengan menghubungkan seluruh kabupaten/kota dengan kabel optik. Hal ini digunakan untuk menjaga kelancaran jaringan internet agar memiliki akses lebih cepat.
Proyek pengerjaan tol langit di wilayah timur yang sudah rampung dikerjakan hanya tinggal menunggu stabilisasi dan integrasi dengan Palapa Ring Paket Barat dan Palapa Ring Paket Tengah. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, stabilisasi yang akan dilakukan akan memakan waktu sekitar 28 hari, dan diperkirakan akan selesai ketika memasuki minggu ketiga September. Sulitnya akses ke lokasi pembangunan membuat integrasi Palapa Ring Paket Timur meleset dari perkiraan yang seharusnya selesai pada 17 Agustus lalu.
“Di aturannya setelah konstruksi selesai itu memerlukan waktu 28 hari untuk stabilisasi dan integrasi. Misalkan di Papua, katakanlah di Puncak Jaya itu harus di konfigurasi harus dites, tes itu kan juga memerlukan stabilisasi, integritasi tadi saya sampaikan kemudian stabilisasi itu waktunya 28 hari,” ujar Rudiantara.
Baca Juga: Indonesia Merdeka Sinyal 2020, Pemerataan Akses Telekomunikasi dan Informasi Segera Terwujud
Meskipun beberapa waktu silam Kementerian Komunikasi dan Informatika sempat melakukan pemblokiran akses internet di wilayah timur Indonesia—seperti Papua dan Papua Barat—hal ini tidak menghambat adanya pembangunan dan stabilisasi Palapa Ring. Proyek internet cepat akan terus berjalan seiring mengejar ketertinggalan dan keterlambatan dalam pengerjaannya. Proyek pembuatan tol langit ini mencakup wilayah daerah Timur seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua. Dalam pembangunan Palapa Ring PT Palapa Timur Telematika menggunakan setidaknya kabel serat optik sepanjang 8.454 kilometer yang mencakup penggelaran kabel darat, laut dan radio microwave.
Kementerian Kominfo menargetkan aksesibilitas telekomunikasi merata di seluruh Indonesia pada tahun 2020. Dalam berbagai kesempatan Menteri Kominfo Rudiantara juga menyebutkan bahwa pada tahun tersebut seluruh desa pemukiman sudah dapat menikmati layanan seluler atau internet setara dengan akses di Pulau Jawa. Dalam konteks inilah keberadaan BAKTI menjadi strategis dan diperlukan untuk memastikan manfaat digitalisasi dapat dinikmati oleh seluruh penduduk Indonesia.
Direktur Utama BAKTI Anang Latif meminta dukungan dari semua pihak untuk menyukseskan target Indonesia Merdeka Sinyal 2020 yang sudah direncanakan dari sebelumnya.
“Komitmen pemerintah daerah sangat penting dalam program penyediaan BTS. Hal itu parallel dengan pemenuhan Peraturan Presiden nomor 131 tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019 dan pengusulan lokasi BTS oleh pemda,” tutur Anang.
Baca Juga: Proyek Palapa Ring Telah Paripurna, Tiba Saatnya Kemerdekaan Jaringan Internet Kecepatan Tinggi
Pembangunan jaringan tol langit yang dikembangkan pemerintah diharapkan dapat menjadi tumpuan untuk semua akses komunikasi. Perkembangan sosial ekonomi dan pemerataan perekonomian dapat menunjang ketersediaan infrastruktur jaringan telekomunikasi. Jaringan telekomunikasi yang luas dan berkapasitas besar bisa memberikan jaminan kualitas terhadap akses internet dan komunikasi yang berkualitas tinggi, aman dan memiliki harga yang terjangkau.
Dengan berkembangnya sektor telekomunikasi dapat membantu masyarakat untuk bisa mempermudah komunikasi jarak jauh. Jaringan telekomunikasi yang luas juga dapat menjangkau daerah pelosok yang sebelumnya susah mendapat akses komunikasi yang baik. Dengan adanya hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari sektor telekomunikasi dan informatika.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR