Nationalgeographic.co.id—Napoleon Bonaparte merupakan salah satu kaisar Prancis yang terkenal dalam sejarah dunia. Ia memimpin banyak pertempuran hingga akhirnya kalah dan diasingkan.
Sebagai pemimpin, Napoleon memiliki banyak prajurit. Pasukannya terkenal dan ditakuti di masanya. Menjadi prajurit Napoleon Bonaparte mungkin tampak luar biasa. Tetapi kenyataan berkata lain. Seperti apa kehidupan prajurit infanteri selama berada di bawah pimpinan Napoleon?
Ketika mode mengalahkan fungsi
Medan, cuaca, dan jarak selalu berkontribusi terhadap penderitaan yang melelahkan. Semua itu merupakan bagian dari kehidupan infanteri di setiap era dan perang. Seakan masih belum cukup, semua perlengkapan yang dibawa prajurit ke medan pertempuran juga berperan dalam menambah penderitaan.
“Di era Napoleon, prajurit infanteri dari sebagian besar pasukan dibebani dengan peralatan militer,” tulis John A. Haymond di laman Historynet. Beberapa peralatan diperlukan dan beberapa tidak, setidaknya menurut pendapat orang-orang yang bertugas membawanya.
Pasukan Napoleon harus beraksi dengan mengenakan pakaian yang sama sekali tidak sesuai dengan tugas berat sebagai prajurit di medan perang.
Namun, ketidakpraktisan seragam militer bukanlah akibat dari kurangnya pengalaman dalam tuntutan fisik sebagai prajurit. Tradisi lebih penting daripada kenyamanan prajurit dan mode biasanya lebih diutamakan daripada fungsi.
Blaze de Blury adalah seorang letnan di Grande Armee yang berbaris menuju Rusia pada tahun 1812. Setelah kemunduran yang mengerikan yang menghancurkan sebagian besar pasukan itu, de Blury beruntung masih hidup untuk mencatat pengalamannya.
“Saya tidak pernah mengerti,” tulisnya kemudian, “mengapa di bawah Napoleon, ketika kita terus-menerus berperang, prajurit harus dipaksa mengenakan celana pendek yang mengerikan. Celana pendek itu menekan paha di bagian belakang lutut, mencegahnya berjalan dengan mudah. Selain itu, lutut, yang ditutupi oleh pelindung kaki panjang yang dikancingkan, semakin tercekik...”
Celana pendek itu merupakan bagian dari seragam infanteri yang berjalan di mana-mana di seluruh Eropa. “Secara keseluruhan,” de Blury menyimpulkan, “Seragam itu adalah konspirasi oleh tiga lapis kain serta dua baris kancing yang ditumpuk satu di atas yang lain. Kemudian ada tiga garter untuk melumpuhkan upaya para pejuang yang paling berani.”
Seragam yang tidak praktis juga menjadi masalah bagi pasukan Napoleon Bonaparte. Pada tingkat yang berbeda-beda, setiap pasukan pada masa itu melengkapi infanteri mereka dengan pakaian unik. Seragam mereka berkisar dari yang dirancang dengan buruk hingga yang benar-benar tidak masuk akal.
Baca Juga: Apakah Benar Letusan Tambora Penyebab Kekalahan Napoleon di Waterloo?
Source | : | PBS,historynet.com |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR