Upaya survei pada setiap individu badak di lokasi tersebut juga dilakukan. Selain itu, dilakukan juga pemantauan terhadap proses reproduksi. Sebab, menurut Adhi, indikator keberhasilan dari suatu habitat penunjang satwa liar itu, salah satunya melalui reproduksi.
Pemantauan juga dilakukan mencakup ketersediaan pakan dan kondisi fisik lingkungan yang bisa membatasi peluang reproduksi antara jantan dengan betina.
Baca Juga: Cegah Kepunahan Massal, PBB Rilis Rencana Penyelamatan Bumi
Adhi menjelaskan dalam meningkatkan populasi badak Sumatera, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menyusun emergency action plan. "Jika habitatnya kurang dari 15 individu itu akan ditranslokasikan ke sanctuary, dimonitor sehingga proses reproduksinya bisa berkembang," ungkap dia.
Menurut Adhi, pertimbangannya apabila populasi badak sedikit, karena proses reproduksi badak sangat sensitif. Maksud dari rencana aksi darurat diharapkan dapat mengembalikan perkembangan populasi badak Sumatera.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Agus Arianto menambahkan rencana aksi darurat dilakukan untuk menyelamatkan populasi badak. Salah satunya dengan membangun tempat pelestarian badak Sumatera (Sumatran Rhinos Sanctuary) di Aceh Timur.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Badak Sumatera Terancam Punah, Ini Faktor Penyebabnya".
Source | : | Kompas.com,VOA Indonesia |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR