Nationalgeographic.co.id - Saat memperoleh gelar Master dari University of Chicago dan Ph.D dari Harvard Pada awal abad ke-20, Carter Godwin Woodson menyaksikan bagaimana orang Afrika-Amerika kurang terwakili dalam studi tentang sejarah Amerika Serikat.
Maka pada tahun 1915, Woodson dan Jesse E. Moorland mendirikan sebuah Asosiasi untuk studi kehidupan dan sejarah Negro yang sekarang bernama Association for Study of African American Life and History (ASALH).
Organisasi tersebut mempromosikan dan mempelajari sejarah orang kulit hitam sebagai suatu disiplin dan merakayan prestasi orang Afrika-Amerika. Hal ini lah yang menjadi cikal bakal bulan Februari sebagai Black History Month.
"Jika suatu ras tidak memiliki sejarah, itu tidak memiliki tradisi yang berharga, itu menjadi faktor yang dapat diabaikan dalam pemikiran dunia, dan itu berada dalam bahaya kemusnahan," kata Woodson tentang perlunya studi tersebut kepada Time (29/01/2016).
Baca Juga: Mata-mata Cilik di Balik Gemilang Serangan Umum 1 Maret 1949
Pada tahun 1926, Woodson dan ASALH meluncurkan "Pekan Sejarah Negro" untuk memantik perhatian publik dalam prestasi Afrika-Amerika dan membantu sistem sekolah dengan fokus pada topik tersebut.
Woodson memilih minggu kedua di bulan Februari, karena mencakup ulang tahun Frederick Douglass pada 14 Februari dan ulang tahun Abraham Lincoln pada 12 Februari. Acara pun terlaksana pada 1 Februari hingga 29 Februari.
Kabar dari perayaan itu tersebar luas. Permintaan akan bahan ajaran di sekolah pun meningkat. Pemahaman mengenai budaya dan sastra kulit hitam menyebar di kalangan kelas menengah.
Hingga pertengahan 1960-an, perguruan tinggi dan universitas di seluruh Amerika Serikat menerapkan Black History Month di kampus mereka.
Bahkan, pemerintah telah mengadopsi perayaan itu sebagai acara peringatan tahunan. Presiden Gerald Ford menetapkan Black History Month sebagai peringatan nasional pada tahun 1976, bertepatan pada ulang tahun ke 50 dari perayaan yang pertama dan dua abad Amerika Serikat.
"Kita dapat mengambil kesempatan untuk menghormati prestasi orang Amerika kulit hitam yang terlalu sering diabaikan dalam setiap bidang usaha sepanjang sejarah kita." Pesan Presiden Gerald Ford dalam Time (29/01/2016).
Baca Juga: Tempat Terbaik Bagi Warga Kulit Hitam Afrika Amerika
Pada 2020, perayaan Black History Month bertepatan dengan seratus tahun amandemen ke-19 dan kulminasi dari gerakan hak pilih perempuan. Tahun ini juga menandai peringatan satu abad amandemen ke lima belas (1870) dan hak orang kulit hitam atas surat suara setelah perang saudara.
Dalam halaman resmi ASALH, disebutkan bahwa tema untuk tahun ini berbicara soal perjuangan berkelanjutan dari laki-laki dan perempuan kulit hitam untuk mendapatkan hak suara sebagai pemilih.
Tema hak suara ini juga mencangkup munculnya pejabat kulit hitam yang terpilih dan diangkat di tingkat lokal dan nasional. Juga peran orang kulit hitam dalam partai politik tradisional dan alternatif.
Source | : | Time,Asalh.org |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR