Nationalgeographic.co.id - Saat karantina wilayah ditetapkan dan berlanjut dari musim semi ke musim panas, industri maskapai merupakan pihak yang paling banyak mengalami kerugian--mencapai $250 miliar.
Berdasarkan pembatasan perjalanan dan perkiraan resesi global, International Air Transport Association (IATA) memperkirakan bahwa pendapatan industri transportasi udara global bisa turun hingga $252 miliar, 44 persen di bawah tahun 2019.
Baca Juga: Akibat Wabah COVID-19, Objek Wisata Yogyakarta Sepi Pengunjung
Berikut persentase perubahan pendapatan dari 2019 hingga 2020 per penumpang dan per kilometer yang dilansir dari laman National Geographic.
Kemudian, hotel-hotel juga dalam masalah. Jutaan pekerjaan dan pendapatan menghilang dalam semalam.
Meski begitu, grafik menggambarkan bahwa tidak semua hotel-hotel di AS terpengaruh dengan cara yang sama. Hotel-hotel kelas atas yang lebih besar, cenderung mengadakan konvensi. Hotel di kota-kota besar dan resor juga mengalami penurunan yang lebih besar.
Berikut grafik menurut kelas hotel mengenai penghasilan per perubahan presentase kamar yang tersedia per 7 Maret 2020.
Selanjutnya berdasarkan lokasi. Grafis penghasilan per perubahan presentasi kamar yang tersedia per 7 Maret 2020.
Baca Juga: Karantina Hingga Vaksin, Inilah Akhir dari 5 Wabah Terparah di Dunia
Sementara itu di Tiongkok, terdapat secercah harapan. Setelah empat minggu, terdapat tanda-tanda pemulihan muncul di hotel-hotel mereka.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR