Namun, bukan berarti cara ini tidak memiliki tantangan. Mendapatkan sudut gambar untuk mengenali morfologi wajah dan cahaya matahari menjadi salah satunya, menurut Thomas Barano, Head of Conservation Science Unit WWF Indonesia.
Ia menyatakan bahwa konsep teknologi ini sama dengan fotografi alam liar. Tim harus beradaptasi dengan lokasi di setiap stasiun pengamatan untuk mengenali situasi dan sangat berhati-hati agar tidak mengganggu satwa.
Kemudian, data yang sudah dikumpulkan nantinya akan membantu manajemen kawasan memenuhi kebutuhan ruang bagi spesies orangutan.
"Kita sudah mengenali individu yang sudah dideteksi. Itu membantu manajemen kawasan melihat bagaimana pemenuhan kebutuhan ruang bagi setiap hewan agar mereka bisa berkembang dan tumbuh di sana. Membantu pengelolaan spesies dan habitat," ucap Barano dalam konferensi Pers daring WWF Indonesia Percayakan Teknologi Cloud dan Machine Learning AWS untuk Menyelamatkan Orangutan dari Ancaman Kepunahan.
Baca Juga: Tiga Cara Agar Konferensi Video Daring Jadi Tidak Terlalu Melelahkan
AWS menjamin model keamanan dan reponsibilitas penyimpanan di komputasi awan mereka untuk penyimpanan data WWF Indonesia. Vincent Quah, Regional Head Education, Research, Healthcare, dan Nonprofit Organization, Asia Pasific, Worldwide Public Sector AWS mengatakan bahwa pihaknya siap mengamankan privasi in-depth.
"Kami memiliki model keamanan dan model shared responsibility dari penyimpanan awan. Kami bertanggung jawab untuk mengamankan keselamatan, privasi, area in depth," tutur Quah.
AWS berkomitmen untuk menyelamatkan spesies. Hal yang dillakukan adalah menggunakan teknologi dalam melihat area konservasi sangat besar. Selain itu, upaya konservasi lain yang dilakukan AWS meliputi perlindungan tazmanian devil di Australia dan Kakapu di Selandia Baru.
Source | : | Konferensi pers daring WWF Indonesia dan AWS |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR