Nationalgeographic.co.id - Nasib harimau di alam liar mungkin tidak seberuntung harimau yang berada di penangkaran atau kebun binatang. Pasalnya, keberadaan populasi harimau liar kian menurun dari tahun ke tahun.
Organisasi hewan World Wildlife Day mencatat bahwa dari seluruh keluarga kucing besar, harimau lah yang mulai terancam punah jumlah total populasi kurang dari 3.900 ekor di seluruh dunia.
Indonesia sendiri sebelumnya memiliki tiga sub spesies harimau. Sayangnya, dua sub spesies yaitu Harimau Bali dan Harimau Jawa telah punah. Sedangkan sisanya adalah Harimau Sumatra dengan total populasi kurang dari 600 ekor.
Sebagai makhluk yang hidup berkoloni dalam jumlah besar, harimau membutuhkan lingkungan habitat yang luas untuk memudahkan mereka dalam mencari mangsa. Selain itu, harimau juga membutuhkan lingkungan yang terisolasi dari kehidupan manusia agar terhindar dari ancaman perburuan liar.
Baca Juga: Makanan Terakhir Dinosaurus Terungkap Berkat Sisa-sisa di Perutnya
Namun, maraknya deforestasi hutan mengakibatkan para hewan termasuk harimau kehilangan tempat tinggalnya. Menurut data yang diterbitkan IUCN pada 2015, harimau terpaksa kehilangan 40 persen habitat tempat tinggalnya akibat adanya deforestasi hutan secara masif.
Belum lagi dengan adanya pembuatan jalan raya untuk kendaraan, menjadikan keberlangsungan hidup harimau kian terancam meski berada di hutan. Kemudahan akses manusia kedalam hutan akan memicu keinginan manusia untuk berburu satwa demi keuntungannya sendiri.
Sebab, tulang harimau masih dianggap sebagai bahan obat yang mampu menyembuhkan banyak penyakit. Para pemburu bahkan tak segan menyimpan perangkap hewan di dalam hutan.
Kasus sindikat perburuan gelap harimau menggunakan perangkap juga sempat terjadi di Bengkulu pada Kamis (20/2/2020). Lokasi yang berdekatan dengan kawasan Hutan Lindung Seluma ini, menjadi alasan para pemburu menyimpan perangkapnya disana.
Baca Juga: Studi: Kepunahan Massal Keenam Bumi Berlangsung Semakin Cepat
Padahal, perburuan harimau sekaligus deforestasi hutan akan merugikan manusia sendiri. Hal inilah yang sering dilupakan oleh manusia. Meski tidak disadari, keberadaan harimau di alam liar memiliki peran besar dalam keberlangsungan ekosistem di dalamnya.
Sebagai pemangsa hewan tingkat pertama, harimau berperan untuk menjaga populasi mangsanya tetap stabil. Hal inilah yang menyebabkan rantai makanan dibawahnya tidak mengalami over populasi yang dapat mengancam kestabilan keanekaragaman hayati dan juga tumbuhan yang ada di hutan.
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR