"Itu kalo mereka lihat ular-ular itu senangnya minta ampun. Itu russell viper dan itu sudah digusur sekarang. Jadi yang sudah digusur sekarang habitat ular dan monyet. Komodo itu kan makan monyet juga. Dan monyet itu menghabiskan waktunya di pohon pohon mangrove yang sekarang digusur," kata Louis.
Selain ular, mangrove yang nanti dibabat ialah tempat habitat monyet. Kawasan ini juga menjadi tempat tinggalnya bayi-bayi komodo untuk berjemur dan berlindung dari mangsa induknya.
"Bayi komodo itu mereka setelah menetas tinggal di atas pohon selama tiga tahun. Makanannya serangga dan monyet. Kenapa mereka tidak turun ke bawah karena komodo kanibal. Bisa dibayangkan ini tempat cari makan komodo. Ketika ini digusur ini hilang. Ini akan dijadikan jalan elevasi," demikian ungkap Louis.
Louis merendahkan suaranya ketika menerangkan kepada saya apabila semua kekhawatirannya berujung kenyataan. Ia merasa sedih apabila komodo-komodo bermigrasi ke tempat yang lain.
Dia teringat seorang pejalan mancanegara pernah mengatakan kepada dirinya bahwa Flores adalah "a little diamond in Indonesia". Louis bertanya kepada pejalan itu, "Why do you say diamond?"
Sang pejalan menjawab, "Your culture, nature, and the people are amazing. Louis. Come on, because were living in the big city. This is the real paradise."
Louis mengenangnya sembari tersenyum.
Inilah nirwana yang sesungguhnya didamba oleh para pejalan dari penjuru dunia. Semoga setiap pejalan senantiasa memuliakan taman nirwana ini. Semoga setiap tempat yang mereka singgahi akan berakhir bahagia ketika mereka tiba kembali ke rumah.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Wawancara Shana Fatina,Wawancara Aloysius Suhartim Karya |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR