Nationalgeographic.co.id - Kita tahu bahwa plastik sulit terurai. Oleh sebab itu, ia menjadi permasalahan besar bagi lingkungan sejak lama.
Dunia tengah mengidamkan bebas sampah plastik di masa depan. Berbagai upaya pun dilakukan, seperti memikirkan kembali bagaimana kemasan plastik dapat didaur ulang.
Pemerintah, perusahaan besar, perusahaan rintisan, semua memikirkan solusi bersama. Bagaimana tidak, tanggung jawab terbesar sampah plastik ada di tangan produsen dan pihak penguasa yang mampu mengatur dunia akan seperti apa.
Baca Juga: Apakah Ekonomi Sirkular Bisa Sebagai Solusi Permasalahan Lingkungan?
Baru-baru ini, sebuah kolaborasi telah menyatukan beberapa perusahaan rintisan, yakni MallSampah, Clean Up, dan Gringgo sebagai penerima hibah dari CocaCola Foundation Indonesia (CCFI) dan Ancora Foundation.
Ketiganya mengaplikasikan materi askelerasi bisnis ke dalam proyek bisnis untuk kemudian dipasarkan secara langsung.
Ketiga rintisan itu, menurut data siaran pers CCFI dan Ancora Foundation, telah meningkatkan kemampuan pengelolaan sampah kemasan plastik pasca konsumsi atau PET (Polyethylene Terephthalate) dengan jumlah total 282 ton atau peningkatan rata-rata sebesar 24% yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk proses daur ulang.
Dibanding tahun lalu, peningkatan jumlah sampah yang dikelola oleh MallSampah mencapai volume 25.3 ton sampah atau sekitar 361.1%. Gringgo meningkat 473 ton atau mengalami peningkatan 136.2% dan Clean Up mencapai 134 ton sampah atau mencapai 893.3%.
Sementara di bidang kapasitas usaha, MallSampah mengalami peningkatan pengguna aktif sebanyak 5.000 pelanggan, pengguna aplikasi mobile apps sebanyak 17.000 orang, dengan lebih dari 200 mitra pengumpul sampah yang mendukung operasional perusahaan secara luas di Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros dan Kota Parepare.
Selain itu, pencapaian Clean Up tercatat pada pertumbuhan jumlah pelanggan rumah tangga dan bisnis sebesar 100% yang tidak hanya berasal dari wilayah Kabupaten Gowa saja namun juga dari kota lainnya di Sulawesi Selatan.
Ketiga usaha rintisan itu berkolaborasi pada dua proyek bersama. Pertama bernama fitur Mixed Waste, kerjasama antara MallSampah dan Clean Up. Co-Founder MallSampah Adi Saifullah Putra, mengatakan, fitur ini menargetkan area komersil dan bisnis dan mencoba meresidu sampah sebelum ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
"Fitur ini mengintegrasikan layanan dasar MallSampah dan Clean Up. Kami mencoba meresidu sampah sebelum ke TPA dan melakukan recycling report untuk perusahaan yang berlangganan," ucap Adi di seminar daring bersama CCFI dan Ancora Foundation.
Sementara, Iqra Putra Sanur, Founder & General Manager Clean Up mengatakan, ide Mixed Waste muncul dari pelanggan MallSampah yang membutuhkan pengangkutan sampah selain sampah daur ulang. Di situlah Clean Up berperan, melalui mitranya yang mengambil sampah-sampah ke rumah yang belum bisa dilayani oleh MallSampah.
“Fitur Mixed Waste adalah salah satu hasil dari program pendampingan akselerasi bisnis dari ‘Plastic Reborn 2.0’ bersama para ahli," ungkapnya.
Selain itu, Clean Up juga bekerjasama dengan Gringgo untuk proyek fitur bernama SWAP (Smart Waste Platform)
"SWAP itu kami bangun suatu platform. Kami membangun standarisasi lebih tinggi jasa pengangkutan sampah, dikumpulkan dari mana, kemudian kami kompilasikan di cloud. Kami mengembangkan AI untuk prediksi data yang ada. Kami bisa tau Clean Up menghasilkan sampah berapa dan kapasitasnya. Anggota dari Clean Up tahu berapa yang harus turun ke rumah-rumah," ucap CEO & Co-Founder Gringgo Febriadi Pratama dalam acara yang sama.
Kolaborasi tiga perusahaan rintisan tersebut merupakan bagian dari program “Plastic Reborn 2.0”, inisiatif yang dibangun oleh CocaCola Foundation Indonesia bersama Ancora Foundation.
Program ini memiliki visi untuk mendorong terbangunnya ekosistem ekonomi sirkular termasuk penggunaan teknologi untuk mendorong terciptanya sistem persampahan dan daur ulang di Indonesia yang lebih efisien.
"Visi kami adalah World Without Waste. Kami tau, hal ini penting bagi industri seperti kami. Ini juga akan menjaga keberlanjutan bisnis kami. CEO kami sudah menyampaikan 2018 kami ingin invest di bumi dan pengemasan. Membantu isu pengemasan, bukan justru menjadi problem di masa depan," ucap Triyono Prijosoesilo, Wakil Ketua Pelaksana Coca-Cola Foundation Indonesia.
Baca Juga: Ekonomi Sirkular Sebagai Upaya Atasi Sampah Plastik di Surabaya
Sementara Ahmad Zakky Habibie, Executive Director Ancora Foundation, mengatakan bahwa "Plastic Reborn 2.0" adalah program lanjutan dari "Plastic Reborn 1.0".
"Plastic Reborn di 2.0, kita ada tiga tahap. Pertama engage dan identifikasi bisnis potensial, kemudian nurture, pengenalan praktik terbaik, dan advance merangkul pemangku kepentingan bisnis," ucap Ahmad.
Program ini juga mencari dampak sosial dari model bisnis yang dijalankan oleh ketiga perusahaan rintisan yang terlah bergabung. CCFI dan Ancora Foundation tidak hanya menekankan pertumbuhan bisnis pada usaha rintisan mereka tapi juga dampak terhadap lingkungan.
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR