Sementara, Iqra Putra Sanur, Founder & General Manager Clean Up mengatakan, ide Mixed Waste muncul dari pelanggan MallSampah yang membutuhkan pengangkutan sampah selain sampah daur ulang. Di situlah Clean Up berperan, melalui mitranya yang mengambil sampah-sampah ke rumah yang belum bisa dilayani oleh MallSampah.
“Fitur Mixed Waste adalah salah satu hasil dari program pendampingan akselerasi bisnis dari ‘Plastic Reborn 2.0’ bersama para ahli," ungkapnya.
Selain itu, Clean Up juga bekerjasama dengan Gringgo untuk proyek fitur bernama SWAP (Smart Waste Platform)
"SWAP itu kami bangun suatu platform. Kami membangun standarisasi lebih tinggi jasa pengangkutan sampah, dikumpulkan dari mana, kemudian kami kompilasikan di cloud. Kami mengembangkan AI untuk prediksi data yang ada. Kami bisa tau Clean Up menghasilkan sampah berapa dan kapasitasnya. Anggota dari Clean Up tahu berapa yang harus turun ke rumah-rumah," ucap CEO & Co-Founder Gringgo Febriadi Pratama dalam acara yang sama.
Kolaborasi tiga perusahaan rintisan tersebut merupakan bagian dari program “Plastic Reborn 2.0”, inisiatif yang dibangun oleh CocaCola Foundation Indonesia bersama Ancora Foundation.
Program ini memiliki visi untuk mendorong terbangunnya ekosistem ekonomi sirkular termasuk penggunaan teknologi untuk mendorong terciptanya sistem persampahan dan daur ulang di Indonesia yang lebih efisien.
"Visi kami adalah World Without Waste. Kami tau, hal ini penting bagi industri seperti kami. Ini juga akan menjaga keberlanjutan bisnis kami. CEO kami sudah menyampaikan 2018 kami ingin invest di bumi dan pengemasan. Membantu isu pengemasan, bukan justru menjadi problem di masa depan," ucap Triyono Prijosoesilo, Wakil Ketua Pelaksana Coca-Cola Foundation Indonesia.
Baca Juga: Ekonomi Sirkular Sebagai Upaya Atasi Sampah Plastik di Surabaya
Sementara Ahmad Zakky Habibie, Executive Director Ancora Foundation, mengatakan bahwa "Plastic Reborn 2.0" adalah program lanjutan dari "Plastic Reborn 1.0".
"Plastic Reborn di 2.0, kita ada tiga tahap. Pertama engage dan identifikasi bisnis potensial, kemudian nurture, pengenalan praktik terbaik, dan advance merangkul pemangku kepentingan bisnis," ucap Ahmad.
Program ini juga mencari dampak sosial dari model bisnis yang dijalankan oleh ketiga perusahaan rintisan yang terlah bergabung. CCFI dan Ancora Foundation tidak hanya menekankan pertumbuhan bisnis pada usaha rintisan mereka tapi juga dampak terhadap lingkungan.
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR