Bersama Ana dan 15 petani millenial lainnya Arif mewujudkan visi menciptakan ketahanan pangan dengan bercocok tanam di Desa Bendo. Hal ini sesuai dengan slogan pemerintah daerah setempat yaitu “iso nandur, ngopo tuku”.
Selain memanfaatkan pekarangan rumah untuk bercocok tanam dan beternak lele, Srikandi Tani Desa juga beternak ayam petelur.
Saat ini ada 13 lokasi pertanian terpadu di lahan pekarangan yang dibangun di Dusun Bendo. Ana mengatakan, tidak menutup kemungkinan akan ada 9 tempat lainnya yang akan menjadi lahan pertanian terpadu.
Baca Juga: Manfaatkan Teknologi, Roh Tari Topeng Mimi Rasinah Bangkit di Tengah Pandemi
“Awalnya satu lokasi terus bertambah menjadi empat. Setelah itu meningkat signifikan hingga 13 tempat. Namun, yang sembilan titik masih proses,” ujarnya.
Ana menjelaskan, saat ini aktivitas mereplikasi pertanian terpadu di lahan pekarangan masih berpusat pada ketahanan pangan keluarga. Namun, kemudahan tetap dirasakan, terlebih di tengah pandemi.
Dengan memiliki lahan cocok tanam di pekarangan rumah, warga Dusun Bendo tak perlu lagi pergi keluar rumah untuk membeli sayur-mayur di pasar. “Mereka bisa memanen sayuran yang ditanam di pekarangan rumah,” kata Ana.
Ana sendiri mengungkapan, berkat lahan pertanian terpadu dirinya dan keluarga bahkan bisa menghemat uang belanja hingga Rp 1.500.000 setiap bulannya.
Mimpi Ana, Arif, dan kelompok petani muda Srikandi Tani Desa dapat terwujud berkat dukungan program Edukasi Wirausaha Mandiri Pangan (Dwi Mapan) Inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal Rewulu, Marketing Operation Regional Jawa Bagian Tengah.
Pertamina Bersama Dwi Mapan memberikan pelatihan pertanian mandiri bagi kelompok petani muda Srikandi Tani Desa.
Tak hanya itu, agar para warga Dusun Bendo dapat mewujudkan ketahanan pangan, Pertamina memberi edukasi untuk meningkatkan nilai jual hasil tani.
Penulis | : | Nana Triana |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR