Salah satunya, terjadi di Desa Claket, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Dalam dua puluh tahun, hutan penyangga mengalami kerusakan akibat penjarahan besar-besaran.
Padahal di sana terdapat tujuh mata air yang menghidupi warga Claket: Gunung kejen, genitri, Galbabatan, Kencur, Gedhang, Panceng, dan Cemara. Penebangan pohon tak terkendali itu berdampak pada menyusutnya debit sumber mata air.
Namun itu dulu, sejak adanya pelestarian hutan di wilayah kawasan Claket menjadi salah satu bagian catchment area atau daerah tangkapan sumber air warisan leluhur.
Baca Juga: Herman Willem Daendels dalam Pemberantasan Korupsi di Hindia Belanda
Program tersebut membuahkan hasil yang signifikan dalam pelestarian sumber air. Bahkan debit air yang sebelumnya hanya bisa menghasilkan 18.4 liter per detik kini bisa mencapai 70 liter per detik.
Tak hanya melakukan program pelestarian sumber air, warga di desa Claket juga membangun sumur resapan air yang berguna menampung air hujan sehingga meresap ke dalam tanah. Hal ini berfungsi meningkatkan sumber air di dalam tanah.
Selain melakukan pelestarian sumber air, diperlukan kesadaran masyarakat agar lebih peduli dalam menjaga keseimbangan ekosistem agar kebutuhan air bersih bisa dipenuhi.
WHO turut menyebut, jika keseimbangan ekosistem tidak terjaga, diperkirakan di tahun 2025 setengah dari populasi dunia akan hidup dalam keadaan krisis air bersih.
Baca Juga: Bertubuh Kekar Ternyata Berbahaya Bagi Kesehatan Sosial Laki-Laki
Melihat permasalahan ini, National Geographic Indonesia melalui #SayapilihBumi bersama dengan Coca-Cola Foundation Indonesia berinisiatif untuk menggelar webinar bertajuk “Upaya Memuliakan dan Melestarikan Air”.
Ini dilakukan agar masyarakat memahami kondisi air dan pentingnya memiliki kesadaran untuk melestarikan air sebagai sumber kehidupan, serta mendorong masyarakat untuk menggunakan sumber daya air dengan lebih bijak.
Sejumlah pembicara yang ahli di bidangnya akan hadir untuk #BerbagiCerita mengenai sumber daya air, yakni Guru Besar Teknik Sumber Daya Air ITB Prof.Ir. Muhammad Syahril Badri Kusuma Ph.D, Peneliti LIPI Bidang Hidrogeologi Dr.Sci. Rachmat Fajar Lubis, Senior Raw Water Specialist USAID IUWASH PLUS PROJECT Ir. Asep Atju Surahmat, dan Wakil Ketua Pelaksana Coca-Cola Foundation Indonesia Triyono Prijosoesilo.
Acara ini akan diselenggarakan melalui Zoom pada 11 Desember 2020 pukul 15.30 – 17.00 mendatang secara gratis dengan kuota terbatas. Untuk informasi dan pendaftaran, Anda bisa mengunjungi link berikut ini.
Penulis | : | Nana Triana |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR