Nationalgeographic.co.id—Inggris menang atas Prancis pada 1743. Sekitar 1.500 tentara Inggris berada di rumah sakit umum angkatan darat di sebuah desa pinggiran Frankfurt, Jerman.
Mereka tidak terluka karena perang, namun menderita penyakit parah. Kebanyakan menderita disentri. Semuanya berlumuran kotoran, air seni, darah, keringat, dan muntahan. Pada putaran berikutnya, disentri pun segera berubah menjadi tifus. Akibatnya, ratusan orang tewas.
John Pringle, seorang dokter tentara, mengamati kematian mereka. Ia pun mengembangkan ide untuk mencegah penyakit, menjadi salah satu bentuk paling awal dari teori kotoran. Secara singkat idenya menyepakati bahwa kondisi kotor dapat mendorong penyakit, sedangkan upaya sanitasi akan membantu mencegahnya.
Baca Juga: Perempuan Berumur 18 Tahun Simone Segouin Tangkap 25 Nazi Pada PD II
Pringle merupakan pria kelahiran 1707. Ia adalah putra bungsu dari bangsawan Skotlandia. Pringel juga mengajar di Universitas Edinburgh dalam filsafat moral dan alam, yang sebagian besar mempelajari kehidupan manusia melalui eksperimen, observasi, dan penalaran induktif.
Saat Perang Suksesi Austria bermula, Pringle diangkat sebagai dokter umum untuk pasukan Inggris. Pringel mendirikan tempat perkemahan untuk menghindari area yang lembab dan tidak berventilasi baik. Dia juga menggali jamban yang layak. Hal itu ia lakukan karena memperkirakan bahwa tentara Inggris akan kehilangan seperempat kekuatanya karena sakit, terutama pada 1743.
Pada tahun 1812, 75 persen kematian tentara Napoleon disebabkan oleh tifus. Pringle melakukan reformasi rumah sakit. Ruang pasien harus bersih, berventilasi baik, dan minimal jaraknya sekitar sebelas meter untuk setiap orang yang sakit. Di samping itu seprai pun harus sering diganti.
Gagasannya membuahkan hasil. National Geographic mengungkapkan bahwa kematian di rumah sakit umum turun lebih dari setengah. Dari 21,4 persen pada 1743 menjadi 9,8 persen selama dua tahun pertempuran berikutnya.
Pada 1752, Pringle menerbitkan bukunya berjudul Observations on the Diseases of the Army. Buku itu selayaknya kitab suci, menyebarkan sanitasi melalui militer Inggris.
Menyadari keberhasilannya tentang betapa berbahayanya kotoran, para pendukung kesehatan masyarakat segera memulai peperangan baru tehadap kotoran. Gerakan ini menjamur, terutama di kota-kota revolusi yang saat itu sedang bangkit.
Source | : | national geographic |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR