Kemudian lewat teknik spektometri massa ion sekunder, mereka mengukur isotip sulfur pada kaca dan inklusi leleh murni itu. Hasil teknik itu juga bertujuan untuk kalibrasi model proses degassing pada seluruh sampel.
Baca Juga: Terdeteksi di Mars: Reaksi Kimia yang Menghadirkan Misteri Baru
"Setelah kami mengetahui proses degassing itu, maka kami dapat memperkirakan kembali komposisi isotop sulfur asli dari sumber yang menghasilkan lava ini," kata Saal.
Mengapa isotip sulfur-34 lebih berat juga dapat dijelaskan dengan pendinginan dan kristalisasi lebih lanjut saat Bulan masih cukup cair permukaannya. Proses kristalisasi menghilangkan sulfur dari lautan magma, kemudian menghasilkan reservoir padat, dan menjadikannya lebih berat.
Proses itu kemungkinan, menurut para peneliti, merupakan sumber nilai isotop yang lebih berat yang ditemukan di beberapa materi kaca vulkanik dan batuan basal.
"Hasil kami menunjukkan bahwa sampel ini merekam peristiwa kritis dalam sejarah bulan," jelas Saal dilansir dari Eurekalert. "Saat kami terus meneliti sampel ini dengan teknik yang lebih baru dan lebih baik, kami terus mempelajari hal-hal baru."
Ia juga menyampaikan, bahwa ada banyak studi yang akan dilakukan, dan memerlukan lebih banyak sampel lagi untuk dianalisa. Dengan demikian, barulah para peneliti dapat memahami bagaimana komposisi isotip sulfur Bulan.
Source | : | eurekalert,Rilis,Science Advances |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR